Lebih Dekat dengan Julio Faot, Sosok di Balik Lagu “Torang Bisa”

Musisi muda Papua Julio Faot, sang pencipta lagu Torang Bisa/Istimewa

JAYAPURA, FP.COM – Artist Trio Papua didaulat membuka acara peresmian Stadion Lukas Enembe, Sabtu 23 Oktober lalu. Diiringi alunan musik yang menghentak, grup yang digawangi Jimmy Mansawan, Dorkas Waroy dan Grace Mayor ini menggoyang seisi stadion dengan lantunan sebuah lagu bergendre pop latin, berjudul “Torang Bisa”.

“Torang Bisa” yang secara harfiah diartikan sebagai “kita bisa”, boleh disebut sebagai lagu pembakar semangat, sangat klop dengan suasana peresmian stadion, dan lebih luas lagi untuk hajatan seakbar Pekan Olahraga Nasional (PON).

Read More
iklan

Salah satu yang paling berbahagia hari itu adalah Julio Faot, sang keyboardis yang mengiringi penampilan Artist Trio Papua, sekaligus pencipta lagu “Torang Bisa”. Bagi Julio, lagunya bisa pentas dalam momen bersejarah itu merupakan kado ulang tahun indah yang tak pernah terbayang sebelumnya.

“Rasanya sangat bangga, bersyukur kepada Tuhan, lagu “Torang Bisa” dinyanyikan di momen bersejarah ini, sepanggung dengan Edu Kondologit, dan Nowela,” ungkap Julio kepada Fokus Papua melalui pesan WhatsApp.

Menurut musisi kelahiran 18 Oktober 1992 ini, “Torang Bisa” digarap sejak setahun lalu, tepatnya bulan Oktober 2019.

“Desember sudah rekaman, lalu kita revisi lagi awal tahun ini, dibantu Luiz Sembai sebagai beat maker,” lanjutnya.

Lirik lagu ciptaan Julio tersebut memang berbahasa Indonesia, namun sangat kental dengan aroma Papua. Tak hanya pada judul, di intro awal lagu terdapat salam khas dari lima daerah di Papua; ae kinaonak wa wa (bahasa Lani), amolongo (Mimika), jou suba (Biak), dormon (Asmat) dan foi onomi rema (Sentani).

Lalu apa motivasi Julio menciptakan lagu ini?

“Saya sebagai generasi muda terpanggil untuk mendukung dan memberi semangat para atlit, panitia, dan Pemerintah Provinsi Papua untuk menyukseskan PON XX Papua 2021. Sebagai musisi, kami bisa berkontribusi lewat karya musik. Kita harus membuktikan, walaupun kita jauh di ujung timur Indonesia, tapi kita bisa menggelar event sebesar ini,” bebernya.

Sejatinya, Julio sudah lama menggeluti dunia musik. Namun, karya-karyanya hanya bisa diunggah di Youtube. Satu yang lagi booming adalah garapannya bersama Joy Community Papua, mereka meng-cover lagu “Jangan Pernah Menyerah” ciptaan Edward Chen. Lagu ini sanggup menyita perhatian ratusan ribu penonton di kanal Youtube. Hingga berita ini turun, konten itu sudah ditonton oleh 300 ribuan netizen.

“Sudah dizinkan sama Edward Chen, bahkan mendapat apresiasi beliau,” aku Julio, sang pemilik akun Youtube J.FPapua.

Nah, lewat musik, rupanya Julio punya misi ganda. “Selain menyalurkan bakat, saya ingin memperkenalkan Papua kepada Indonesia, bahkan dunia internasional,” ungkapnya.

Komitmen putra pasangan Pendeta Simon Faot dan Antonia Reimas ini tidak semata ditunjukkan dalam lagu “Torang Bisa”, namun tampak pada sejumlah lagu ciptaan lainnya, seperti; “Hanya Ko di Hati”, “Sa Papua, Ko Papua”, “Stop Tipu-tipu”, dan sebagainya.

Walaupun masih berlabel musisi lokal, Julio berpesan agar anak-anak Papua tak perlu menunggu fasilitas mahal untuk berkarya.

“Mari kita berkarya untuk Tanah Papua, tak perlu menunggu fasilitas mahal, semua bisa asal mau berusaha,” pungkas pemuja almarhum Glenn Fredly ini. JPatading

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *