Lewati Drama Adu Penalti, Tim PON Papua Kampiun Waena Cup 2021

Striker Ifan Sport, Fery Pahabol mendapat pengawalan ketat dari para pemain tim PON Papua pada final turnamen Waena Cup 2021

JAYAPURA, FP.COM – Tim sepak bola PON Papua menahbiskan diri sebagai juara turnamen Waena Cup 2021 setelah mengakhiri perlawanan Ifan Sport FC. Hasil final ini harus ditentukan lewat adu penalty, di mana anak asuh Eduard Ivakdalam unggul dengan skor skor 4-3.

Read More
iklan

Seperti yang telah diprediksi, partai final yang digelar di lapangan Sepakbola Emysk, Waena, Kota Jayapura, Rabu (24/3/2021), berjalan sengit. Kedua tim yang sama-sama turun dengan para pemain terbaiknya, tampil sangat ngotot sejak peluit babak pertama dibunyikan. Meskipun demikian, serangan tajam yang dibangun kedua tim selalu kandas di jantung pertahanan lawan.

Juru gedor Ifan Sport yang terdiri dari Ferinando Pahabol, Elisa Basna, dan Gunansar Mandowen tak mampu membongkar pertahanan tim PON Papua yang tampil disiplin di bawah komando Ari Wakum.

Setali tiga uang, lini serang tim PON Papua yang dimotori el capitano Ricky Cawor juga tak mampu berbuat banyak. Tercatat, hanya sesekali mereka mengancam gawang Cornelius Hamadi.

Setelah tak ada gol yang tercipta selama 90 menit waktu normal, pertandingan pun dilanjutkan dengan babak adu penalty.

Ironisnya, tiga pilar Persipura, Ferinando Pahabol, Boaz Solossa, dan Kevin Rumakiek yang maju sebagai algojo, gagal mengeksekusi tendangan penalti.

Di lain pihak, empat eksekutor tim PON Papua sukses melaksanakan tugasnya, sebelum mengunci gelar juara.

Juru taktik tim PON Papua, Eduard Ivakdalam, mengaku bangga dan atas penampilan para pemainnya hingga bisa menjadi juara di turnamen antarklub lokal ini.

“Tadi, anak-anak sudah tampil habis-habisan, walaupun tidak mampu mencetak gol, karena kedua tim bermain juga sangat hati-hati. Tapi saya bersyukur dan cukup puas, meski tampil tidak maksimal, kita mampu menjadi juara,” ujar Edu kepada awak media seusai pertandingan.

Edu pun mengaku, timnya masih memiliki banyak kelemahan yang harus dibenahi, ksususnya organisasi antarlini. Sektor tengah menjadi sorotan setelah dinilai gagal menghadang serangan tim lawan, dan kerap mengancam gawang Adzib Al-Hakim.

“Organisasi lini tengah kita tadi tidak maksimal, tidak seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tapi saya senang, karena sampai pertandingan final, mereka bisa menjalankan instruksi dengan baik,” tambahnya.

Kekurangan ini yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi utama Edu sebelum tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX bulan Oktober mendatang.

Ia juga berharap agar timnya bisa lebih banyak lagi mendapat kesempatan uji tanding atau tryout ke luar Papua. “Kita banyak dapat pelajaran dari turnamen ini, sehingga hasil dari ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk segera memperbaiki yang selama ini menjadi kekurangan kita,” tutup Edu. (Ray)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *