Makna dan Pesan Moral di Balik Tarian para Juara

Kolase Foto Para Juara Lomba Tari Kreasi Papua yang diselenggarakan oleh Disbudpar Provinsi Papua (25/9).

JAYAPURA, FP.COM – Gedung Teater PYCH (Papua Youth Creative Hub) di Kota Jayapura menjadi saksi bisu keindahan dan kekayaan budaya Papua yang digambarkan dalam gerak tarian. Babak final lomba tari kreasi yang diselenggarakan oleh Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Provinsi Papua pada Rabu (25/9) menyajikan pertunjukan yang memukau dari 17 peserta terbaik.

Masing-masing peserta menyuguhkan tarian dengan tema dan makna yang beragam, namun semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu mengangkat kearifan lokal dan keindahan alam Papua.

Read More
iklan

Mari kita telusuri lebih dalam makna di balik tarian para juara.

Juara Harapan III: Sanggar Iriani Abepura – Tarian Aifa

Tarian Aifa, yang berarti kepiting dalam bahasa Waropen, menceritakan tentang kehidupan sehari-hari perempuan Waropen yang mencari kepiting di muara sungai. Gerakan tarian yang lincah dan ritmis menggambarkan ketangguhan dan keuletan mereka dalam mencari nafkah. Melalui tarian ini, penonton diajak untuk menghargai peran penting perempuan dalam masyarakat dan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Juara Harapan II: Sanggar Saireri Bhayangkara – Tarian Payung (Ato Ayu)

Tarian ini menceritakan tentang sosok misterius bernama Ato Ayu yang dianggap sakral dan tinggal di hutan pesisir timur Tirmika, Papua. Hutan ini menjadi tempat keramat yang dilarang dimasuki sembarangan orang. Namun, karena tergiur keuntungan, beberapa warga kampung diam-diam masuk ke hutan untuk menebang pohon dan mengambil hasil hutan lainnya.

Tarian ini memberikan pesan moral tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan menghormati kepercayaan masyarakat setempat. Melalui tarian ini, kita diajak untuk merenungkan hubungan kita dengan alam dan makhluk hidup lainnya.

Juara Harapan I: Sanggar Topioo Dok VIII – Tarian Weru

“Weru” berasal dari dua kata, yaitu “We” yang berarti suku (Weta, Nakin, dan Brat) dan “Ru” yang berarti burung mambruk dan kasuari. Tari Weru diciptakan pada zaman batu tua, saat manusia masih hidup nomaden dan sangat bergantung pada alam. Gerakan-gerakan dalam tari ini sangat dipengaruhi oleh alam sekitar, seperti burung, hewan, dan tumbuhan. Tari Weru mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dan alam dalam kehidupan masyarakat pada masa lalu.

Juara III: SMAN 5 Jayapura – Tarian Kasuari

Tari ini terinspirasi dari kehidupan masyarakat di daerah Sorong Selatan, khususnya di wilayah Kesoweri.
Tari ini menceritakan saat musim buah cempedak tiba, penduduk kampung akan pergi ke sungai untuk mencari buah cempedak. Di sana, mereka sering melihat burung kasuari yang sedang berkumpul dan mencari buah cempedak yang jatuh. Suara teriakan kasuari yang mencari buah cempedak menjadi tanda bagi para pemburu untuk mulai mencari dan memburu burung tersebut.

Juara II: Sanggar Vans Palara Kamkey – Tarian Sero

Tarian Sero menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kampung Wonti yang sangat bergantung pada sungai sebagai sumber makanan. Mereka menggunakan alat tangkap tradisional bernama Sero untuk menangkap ikan. Tarian ini menggambarkan proses pemasangan Sero di sungai saat air pasang, menunggu air surut, dan akhirnya menangkap banyak ikan. Ikan-ikan hasil tangkapan kemudian digunakan untuk konsumsi sehari-hari dan dijual, serta dijadikan alasan untuk merayakan pesta besar.

Juara I: Kawasa Kamasan Waena – Tarian Farrarur Sireb

Tari Fararur Sireb menceritakan tentang proses pembuatan alat musik tradisional tifa di suku Biak. Selama proses pembuatan, para pengrajin (Kabor) harus menghadapi gangguan dari sosok jahat (Manggonggir) yang ingin menggagalkan pembuatan tifa. Namun, para pengrajin dibantu oleh sekelompok perempuan (Ingkbor) yang memberikan dukungan baik secara fisik maupun spiritual. Yang menarik tarian ini memberi pesan moral yang sangat mendalam. Tarian ini menginspirasi kita untuk terus berkarya dan berkreasi. Berani menghadapi tantangan selalu berusaha untuk mencapai tujuan. Tarian ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Lomba tari kreasi ini tidak hanya menampilkan keindahan gerakan, tetapi juga menyajikan pesan-pesan moral yang sangat berharga. Tarian-tarian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam, menghormati budaya leluhur, serta menghargai karya seni dan kreativitas. (Ai)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *