Mari Asah Kemampuan Komunikasi dan Bangun Rasa Percaya Dirimu di Papua Courses

Public Speaking Class bersama Jeni Karay, trainer Papua Courses yang juga Praktisi Komunikasi.

JAYAPURA, FP.COM – Kabar baik untuk Anda yang suka gugup atau mengalami demam panggung saat harus tampil di depan umum. Diinisiasi oleh Yayasan Sehati Sebangsa Indonesia, kelas pengembangan diri pertama kini hadir di Kota Jayapura dengan dua program yaitu public speaking dan sekolah kedinasan.

Kelas yang kemudian diberi nama Papua Courses telah memulai kegiatannya pada Kamis lalu, 22 Juni 2023, di Cafe Ropopang Jayapura, diikuti 38 orang peserta. Jumlah peserta sebanyak itu sudah cukup menunjukkan antusiasme masyarakat. Padahal, target awalnya hanya 15 pendaftar. Nyatanya, empat hari setelah membuka pendaftaran, target itu sudah tercapai. Peminatnya tidak hanya dari Kota Jayapura, namun juga dari Mamberamo Tengah, Mappi, bahkan Manokwari.

Read More
iklan

“Itu yang buat saya senang sekali. Jadi dari target 15 peserta kita naikkan menjadi 30, dan karena masih ada yang daftar jadi kami tambah 8 seat jadi 38 peserta,” sebut Jeni, salah satu mentor sekaligus co-founder Papua Courses.

Kelas diawali materi teknik dasar komunikasi, kemudian dilanjutkan latihan vokal dan bahasa tubuh agar tampil percaya diri. Para peserta memperoleh tips soal bagaimana membangun rasa percaya diri, vocal, gesture dan communicatif.

Jeni menjelaskan, keterampilan atau kemampuan berbicara di depan umum sangat diperlukan untuk komunikasi ketika lulus dari sekolah, kuliah, atau tempat kerja. Hal ini dikarenakan orang yang berinteraksi dengan sesama manusia membutuhkan keterampilan berbicara, terutama ketika berbicara di depan khalayak atau banyak orang.

“Selain ijazah dalam pekerjaan komunikasi itu menjadi hal utama, selain memberikan informasi kita bisa mempengaruhi pendengar,” lanjut Jeni yang merupakan staf dosen di Universitas Ottow Geissler.

Nah, public speaking sendiri oleh Jeni dianggap bukanlah sesuatu yang sulit, dan seharusnya dapat dilatih. “Public speaking itu simpel, orang punya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi tapi tidak punya skill memimpin dan berbicara, dia akan jadi orang yang di belakang layar, dia tidak akan bisa dikenal jadi orang yang excellent.”

“Papua gudangnya seniman, olahragawan tapi kenapa kita tidak muncul menjadi orang-orang yang excellent dalam hal public speaking. NGO (Non-Govermental Organization) dari luar dan perusahaan besar membutuhkan itu, kenapa kita tidak mempersiapkan diri kita dengan baik untuk melihat peluang itu. Dengan public speaking itu melatih kita untuk bisa jual produk, bagaimana kita berbicara, itu sangat penting,” ulas dara manis jebolan Universitas Kristen Petra Surabaya ini.

Eunikhe Damaris Hassor, salah satu peserta, mengapresiasi kelas pengembangan diri pertama di Jayapura ini. Menurut gembala di Gereja Betesda Indonesia, Waena ini, kelas ini melatihnya untuk lebih percaya diri tampil di depan umum dalam lingkup yang luas.

“Saya mau ikut public speaking ini karena untuk melayani lingkup gereja itu sudah biasa saya berdiri di depan jemaat, tapi untuk bicara di depan umum, bicara bahasa yang umum untuk semua orang, itu mungkin saya belum fasih, makanya saya membuka diri untuk mengikuti kelas public speaking ini supaya saya punya pengetahuan bertambah ketika saya memimpin di luar dari gereja,” ujarnya.

Tak lupa, dia menitipkan harapan agar kelas ini terus berlanjut untuk menjadi wadah bagi generasi muda dan perempuan Papua dalam mengaktualisasikan diri, waktu dan kemampuannya.

“Kakak Jeni terus semangat, kalau bisa kelas ini dibuka lagi untuk menjangkau teman-teman yang lain, dan yang paling penting pesan buat Kak Jen kegiatan ini sangat positif sekali dengan adik-adik muda. Dengan mengikuti kegiatan begini kita bisa mengaktualisasikan bakat memperbaiki diri kita untuk jadi orang yang lebih baik lagi.”

“Kak Jen terus jadi berkat, terima kasih karena Kak Jen punya hati untuk anak-anak Papua, sesama perempuan Papua, untuk bangkit jadi orang-orang di kita punya tanah sendiri,” sambungnya.

Peserta dari Manokwari, Boki Marthina Marisan, yang juga seorang wartawati, merasa dirinya sangat terbantu, terutama dalam menjalankan aktivitas jurnalistik di lapangan.

“Kita anak Papua ini kan sering merasa malu, tidak mau berdiri di depan, dengan kelas ini sangat membantu untuk kita selangkah lebih maju lagi,” tukas Marisan.


Sama halnya dengan Batseba Demotekay yang sehari-harinya sebagai guru di TK Ria Pembangunan Sentani. Meskipun ia punya kemampuan sebagai master of ceremony (MC) dan sudah sering bertugas sebagai pemandu acara, dia tak sungkan mengikuti kelas ini. Ia mengaku, kelas ini membantunya untuk menata teknik dasar menjadi MC professional.

“Saya biasa dipanggil untuk MC, ini menjadi modal untuk saya terus memperbaiki cara saya dalam memimpin acara agar bisa dipakai lagi ke mana-mana,” aku Batseba.

Setelah mengikuti kelas ini, para peserta tidak dilepas begitu saja. Manajemen Papua Courses akan memasukkan mereka ke dalam wadah yang disebut Papua Courses Community. Mereka akan terus dipantau, bahkan diberikan kesempatan untuk mengeksplore kemampuannya.

Setelah ini, Papua Courses mengancang-ancang membuka kelas kedinasan dan diklaim terlengkap di Kota Jayapura. “Minggu depan kami akan open juga kelas kedinasan dan itu kelas yang paling lengkap di Jayapura karena nanti ada latihan fisiknya, ada Computer Assisted Test (CAT) bahkan psikotest juga kami bantu handel nanti dalam kelas tersebut. Ini sebagai wadah adik-adik muda untuk mempersiapkan diri mereka tanpa mengharapkan afirmasi (keberpihakan).”

“Kita buktikan bahwa kita siap dan bisa tanpa afirmasi,” kata Jeni dengan penuh semangat. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments