Mendagri Lantik Tiga Penjabat Gubernur Daerah Otonomi Baru Papua

Foto bersama Pj Gubernur DOB Papua dan Mendagri Tito Karnavian serta Wamendagri Jhon Wempi Wetipo usai Pelantikan Jumat 11/11/2022

JAKARTA, FP.COM – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik Pj Gubernur di tiga wilayah DOB (Daerah Otonomi Baru) di Papua. Ketiganya akan memimpin Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan.

Pelantikan digelar di Lapangan Plaza, Kantor Pusat Kemendagri, Jumat (11/11/2022) pagi.

Read More
iklan

Tiga nama yang menjabat sebagai Pj gubernur Papua hasil pemekaran itu adalah Apolo Safanpo sebagai Pj Gubernur Papua Selatan, Ribka Haluk sebagai Pj Gubernur Papua Tengah dan Nikolaus Kondomo sebagai Pj Gubernur Papua Pegunungan.

Dalam arahannya, Mendagri Tito mengharapkan agar pemekaran tidak dianggap sebagai hal negatif. Akselerasi pemerintahan yang berjalan dengan lancar tanpa rentang kendali yang jauh dari pusat pemerintahan hingga keterwakilan suara Papua di pusat disebut Tito menjadi hal baik dari pemekaran di Tanah Papua.

“Kita bersyukur pada Tuhan apa yang terjadi pada hari ini, jam ini, detik ini, semua adalah kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, kita doakan tercipta percepatan pembangunan di Papua. Indonesia saat ini memiliki 37 Provinsi dan 5 di antaranya di Tanah Papua, ini implikasinya akan sangat luas, satu provinsi saja 4 perwakilan DPD kali 5 berarti ada 20 orang DPD dan suara Papua lebih kuat disampaikan di DPD dan suara di DPR juga pasti akan bertambah.”

“Kita harapkan semua aspirasi masyarakat bisa masuk juga dalam mekanisme konstitusional di Senayan,” sambung Tito.

Secara teknis, Tito menjelaskan, jika dampak pemekaran ini akan membuat layanan publik lebih mudah yang dari Boven Digoel, tidak perlu ke Jayapura cukup ke Merauke. Dari Asmat pun demikian tidak perlu jauh-jauh, cukup ke Merauke. Sementara, masyarakat Dogiyai, Intan Jaya tidak jauh-jauh lagi ke Jayapura cukup ke Nabire. Demikian pula Yalimo, Nduga lebih dekat ke Wamena.

“Pemekaran jangan disikapi sebagai hal yang negatif. Kita melihat dari model pemekaran yang sudah ada Papua dulu sebelum ada Papua Barat bahkan sebelum itu menjadi bagian dari Provinsi Maluku dan Papua yang beribu kota di Ambon sehingga banyak kesulitan percepatan pembangunan kemudian menjadi provinsi tersendiri Papua itu pun masih luas sampai tahun 2008 dimekarkan lagi Papua Barat dan kita lihat pembangunan Papua Barat sekarang menjadi luar biasa, begitu pun pemekaran provinsi lain di Indonesia,” pungkas Tito Karnavian. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *