Sabtu pagi di kampung Abar, suara tawa anak-anak riuh tatkala mereka berkumpul di salah satu rumah warga. Hari itu, sebuah kegiatan yang boleh jadi istimewa bagi mereka sedang berlangsung: MeNoken Kabar Abar. Acara ini memberi kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bahasa Inggris dan bahasa isyarat, membuka jendela dunia baru bagi mereka.
Pelajaran bahasa Inggris dimulai dengan semangat tinggi. Kelas dibagi berdasarkan usia, dengan Sandra Waisimon membimbing siswa kelas 1-3. Mata mereka berbinar saat mempelajari kata-kata dan frasa sederhana.
Sementara itu, Nur Alfi Tri Irianto dan Laura Modouw mengajak siswa kelas 4-6 serta remaja untuk menjelajahi tingkat bahasa yang lebih tinggi. Suasana kelas begitu hidup, dengan anak-anak aktif berinteraksi dan menjawab pertanyaan.
Sandra, perwakilan dari Noken MamTa, menjelaskan tujuan di balik MeNoken Kabar Abar. “Kami ingin mendukung Kampung Abar sebagai destinasi wisata. Dengan menguasai bahasa Inggris, anak-anak dapat memperkenalkan kampung halaman mereka kepada lebih banyak orang. Selain itu, pembelajaran bahasa asing sejak dini sangat penting untuk masa depan mereka.”
Setelah sesi bahasa Inggris, giliran bahasa isyarat dikenalkan kepada para peserta.
David Rumbewas dan Rival dari Komunitas Tuli Jayapura, dibantu seorang juru bahasa, mengajarkan abjad, sapaan, dan cara memperkenalkan diri dalam bahasa isyarat. Anak-anak dengan tekun mengikuti gerakan tangan instruktur, lalu dengan percaya diri mencoba mempraktikkannya.
“Saya sangat senang melihat antusiasme anak-anak,” ujar David.
“Mereka sangat aktif dan tidak ragu untuk bertanya. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat berminat untuk belajar,” sambungnya.
Zelinda Gavriela Felle, salah satu peserta, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya senang sekali belajar bahasa Inggris dan bahasa isyarat. Ada banyak hal baru yang saya pelajari hari ini.”
MeNoken Kabar Abar bukan sekadar kegiatan belajar-mengajar. Ini adalah wadah bagi anak-anak Kampung Abar untuk mengembangkan potensi diri, memperluas wawasan, dan membangun kepercayaan diri.
Dengan menguasai bahasa Inggris dan bahasa isyarat, mereka tidak hanya siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga berperan aktif dalam mempromosikan kampung halaman mereka sebagai tujuan wisata yang menarik.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak anak-anak di Indonesia yang memiliki kesempatan untuk belajar bahasa asing dan keterampilan baru. Ini adalah investasi untuk masa depan bangsa, yang akan melahirkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan siap bersaing di tingkat global. (Penulis Astried)