Nasib Sugi Hartono, Petani Melon di Keerom yang Kesulitan Memasarkan Hasil Panennya

Sugi Hartono Petani Melon di Keerom

ARSO BARAT, FP.COM – Sudah empat tahun belakangan ini, Sugi Hartono menekuni budidaya melon di kampung Sanggaria, Keerom. Pria asal Jember, Jawa Timur, ini punya alasan sendiri berkebun melon. Katanya, buah ini punya pangsa pasar yang menjanjikan, semanis rasanya. Melon adalah buah favorit di hotel-hotel selain pelengkap pada acara pesta. Jarak masa tanam hingga panennya pun relatif singkat, 70 hari, itu pun sudah terhitung pengolahan tanah.

Di lahan seluas seperempat hektar, Sugi Hartono menanam 4.000 tanaman melon jenis madu. Bibitnya dibeli di kios setempat kalau tidak dipesan melalui platform belanja online. Dari luasan ini ia menargetkan keuntungan 70 persen.

Read More
iklan

“Kegagalan itu 30 persen bisa dari musim atau hama tapi kalau dari musim hujan itu kadang kami bisa merugi sampai 50 persen karena tanaman pasti banyak yang rusak,” ujarnya kepada awak Fokus Papua, Senin (4/3/24).

Budidaya tanaman melon tidaklah semudah tanaman buah lainnya, Melon memerlukan perlakuan khusus, bahkan hingga memasuki masa panen.

“Dari pada buah-buahan yang lain, melon ini yang paling harus diperhatikan setiap hari. “Ngikat” buah, terus kita lakukan pemilihan atau penyortiran dari satu pohon melon kita pilih satu saja buahnya yang paling bagus untuk kita budidaya sampai panen. Yang lain kita buang, sisain satu saja yang paling bagus,” bebernya.

Di balik semangatnya yang menyala-nyala , ia mengaku hasilnya belum sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pasalnya, untuk pemasaran, ia masih tergantung kepada para tengkulak.
Nah, jika para tengkulak itu tidak datang, ia harus pasrah menanggung rugi.

“Kalau pas pasar lagi sepi, kita nunggu (tengkulak-red) lama, kalau ramai ya cepat habis. Tapi di sini sistemnya tidak beli borongan, karena ya itu pasarnya (tengkulak-red) cuma satu,” akunya.

Dari Tengkulak Hartono mendapat harga yang bervariasi. Untuk melon dengan berat 2 kg dihargai Rp. 7.000 dan Rp. 10.000 untuk melon dengan berat 3 kg. Jika beruntung, Sugi Hartono bisa memperoleh Rp. 15.000 per buah untuk melon dengan berat 4 hingga 5 kg.

“Sehari tengkulak ngambil 250 buah kalau lancar kalau tidak ya kami nunggu di sini sampai tengkulak datang lagi. Kita ini ya cuma nanam dan nunggu tengkulak saja, tapi ya kita jangan sampai patah semangat jadi petani.”

Sugi Hartono merawat melon miliknya

Memasuki bulan suci Ramadan, Hartono mengaku belum mendapat pesanan. Meski begitu, dia terus merawat melon-melon miliknya. Hartono pun tak lupa menitipkan harapannya kepada pemerintah.

“Harapan saya terutama pupuk. Pupuk ini kan yang subsidi susah jadi kami pakai yang nonsubsidi, itulah yang membuat biaya produksi membengkak untuk beli pupuk. Kalau pakai pupuk organik untuk melon itu masih kurang maksimal. Kedua pemasaran, jadi ya alhamdulilah usaha ini walaupun untungnya sedikit tapi ada pasar saja itu sudah cukup,” pungkasnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *