JAYAPURA, FP.COM – Impor Papua pada Februari 2020 tercatat senilai US$18,45 juta yang terdiri dari impor migas senilai US$8,26 juta dan impor nonmigas senilai US$10,19 juta.
Dibandingkan Januari 2020, nilai impor Papua mengalami peningkatan sebesar 1,07 persen yang dipengaruhi oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar 16,18 persen (naik 1,42 juta dolar Amerika) walaupun pada impor nonmigas mengalami penurunan sebesar 12,9 persen (turun 1,22 juta dolar Amerika).
“Komoditi nonmigas yang memiliki nilai impor terbesar berasal dari golongan Barang-barang dari besi dan baja (HS73) yang memiliki nilai 2,51 juta dolar Amerika atau sebesar 24,63 persen dari total nilai impor komoditi nonmigas,” kata Kepala Bidang Statistik Diatribusi BPS Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji, Senin (16/3/2020).
Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Februari 2020 senilai 36,71 juta dolar Amerika atau menurun 46,89 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Februari 2019 yang senilai 69,12 juta dolar Amerika.
Ia melanjutakan, impor 10 golongan nonmigas utama pada Februari 2020 tercatat senilai 7,43 juta dolar Amerika atau menurun 9,59 persen bila dibandingkan Januari 2020 yang sebesar 8,22 juta dolar Amerika. Golongan barang nonmigas utama yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah golongan mesin/peralatan listrik (HS85) sebesar 0,59 juta dolar Amerika.
Mesin-mesin/pesawat mekanik (HS84) sebesar 0,55 juta dolar Amerika dan karet dan barang dari karet (HS40) sebesar 0,38 juta dolar Amerika. Nilai impor golongan nonmigas lainnya mengalami peningkatan sebesar 396,24 persen yaitu dari 0,56 juta dolar Amerika menjadi 2,76 juta dolar Amerika. Impor nonmigas lainnya yang terbesar berasal dari golongan bahan peledak (HS36) senilai 1,26 juta dolar Amerika.
Secara kumulatif, kata Bambang, total nilai impor 10 golongan nonmigas utama pada periode Januari- Februari 2020 dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 67,42 persen, yaitu dari 48,02 juta dolar Amerika menjadi 15,64 juta dolar Amerika.
Penurunan tersebut didorong oleh turunnya nilai kumulatif impor golongan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS84) sebesar 11,66 juta dolar Amerika. Total nilai impor kumulatif golongan nonmigas lainnya juga turun sebesar 13,98 persen atau lebih rendah 0,54 juta dolar Amerika. Impor 10 golongan nonmigas utama memberikan andil 42,61 persen terhadap total impor kumulatif Januari-Februari 2020.
Bambang menyebutkan, nilai impor dari tujuh negara utama pada Februari 2020 tercatat sebesar 16,92 juta dolar Amerika atau menurun 6,89 persen dibandingkan nilainya pada Januari 2020 yang sebesar 18,17 juta dolar Amerika.
Sedangkan impor dari negara lainnya mengalami peningkatan dari 0,09 juta dolar Amerika pada Januari 2020 menjadi 1,54 juta dolar Amerika pada Februari 2020. “Tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Februari 2020 adalah Singapura senilai 8,26 juta dolar Amerika (44,77 persen), Australia dengan impor senilai 8,06 juta dolar Amerika (43,65 persen), dan Filipina senilai 1,48 juta dolar Amerika (8,03 persen),” jelas Bambang.
Total nilai impor kumulatif dari tujuh negara utama pada periode Januari-Februari 2020 adalah sebesar 35,09 juta dolar Amerika atau lebih rendah 46,65 persen bila dibandingkan dengan nilainya pada Januari-Februari 2019 yang sebesar 65,77 juta dolar Amerika.
Total nilai impor kumulatif dari negara lainnya pada periode Januari-Februari 2020 juga mengalami penurunan sebesar 51,52 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu dari 3,35 juta dolar Amerika menjadi 1,62 juta Amerika.
Sementara itu, neraca perdagangan Papua pada Februari 2020 mengalami defisit sebesar 9,82 juta dolar Amerika. Defisit tersebut terjadi karena nilai ekspor yang lebih kecil dari pada impor dimana nilai ekspor Papua pada Februari 2020 tercatat senilai 8,63 juta dolar Amerika, sedangkan nilai impor Papua pada Februari 2020 sebesar 18,45 juta dolar Amerika. Secara kumulatif, neraca perdagangan Papua pada Januari- Februari 2020 mengalami defisit sebesar 0,09 juta dolar Amerika. (FPKontr1)