Noken Keerom Terima Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda, ini Alasannya!

Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih saat menerima Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Staf Ahli Gubernur bidang Kemasyarakatan & SDM, Elsye Rumbekwan di Kota Jayapura, Kamis (7/12)

JAYAPURA, FP.COM – Pemerintah Kabupaten Keerom menerima duplikasi sertifikat penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua yang diterima oleh Wakil Bupati Wahfir Kosasih di Kota Jayapura, Kamis (7/12).

Kabupaten/Kota dan Provinsi Papua Selatan penerima WBTb

Karya budaya yang meraih hak paten itu adalah noken asli Keerom sebagai WBTb Republik Indonesia. Ini merupakan warisan budaya tak benda pertama yang diakui secara nasional bagi Kabupaten berjuluk Negeri tapal batas.

Read More
iklan

Noken Keerom yang dimasukkan sebagai salah satu karya budaya untuk melengkapi warisan budaya tak benda Nasional ini tentu punya ceritanya sendiri. Kepada awak Fokus Papua sore tadi (10/12) Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN Hari Suroto yang pernah melakukan penelitian terhadap noken Keerom mengatakan, noken di sana memiliki nilai budaya tinggi dan dapat ditemukan di distrik Web. Bahan dasarnya dari kulit pohon momo yang banyak tumbuh di belantara Keerom.

Tradisi pembuatan noken atau kantung rajutan hingga saat ini masih berlangsung di Web. Kulit pohon momo diperoleh dari hutan setempat diambil atau dikuliti bagian luarnya saat masih basah, kemudian dikeringkan di atas tungku api. Kulit pohon yang sudah kering akan berbentuk serat dan selanjutnya dipintal menjadi benang.

“Noken Keerom memiliki keunikan. Selain berfungsi praktis sebagai kantong atau wadah penyimpanan barang juga berfungsi religi. Pada masa lalu, noken juga digunakan sebagai bekal kubur dan menyimpan tulang manusia dalam penguburan mayat di gua-gua alam,” beber Hari.

Dengan kekhasan itu, lanjut Hari, pemerintah kabupaten pemilik budaya wajib melestarikan dengan melakukan hal-hal berkaitan dengan tindakan penyelamatan sebagai langkah afirmasi agar benda budaya itu tidak punah.

Wabup Keerom Wahfir Kosasih usai penganugerahan mengatakan, label WBTb tersebut bukanlah akhir dari sebuah proses, justru dengan penetapan tersebut harus menjadi pemantik semangat dan tindak lanjut dalam pemajuan kebudayaan termasuk komitmen bersama dari seluruh pihak dalam pelestarian kebudayaan untuk kemaslahatan hidup para pemilik budaya.

Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih

Masih kata Kosasih, inovasi juga akan dilakukan ke depannya untuk memberi ruang bagi upaya penyelamatan dan pelestarian budaya di negeri tapal batas.

”Keerom mewakili Papua dengan warisan leluhur kita berupa noken. Ini luar biasa karena noken sudah diakui dunia (Unesco) sebagai warisan leluhur kita dan Kabupaten Keerom mendapat satu kehormatan. Tapi ini menjadi tantangan kedepan bagaimana kita bisa terus lestarikan.”

“Mudah-mudahan ini menjadi pemicu untuk ke depan kita akan lebih baik kita lebih semangat lagi terkait pelestarian budaya di Kabupaten Keerom,” tutup Wabup Kosasih. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *