OJK Beberkan Penyebab Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan di Papua dan Papua Barat Meningkat

Kepala OJK Papua dan Papua Barat, Muhammad Ikhsan Hutahaean (kiri)/Syahriah

JAYAPURA, FP.COM –Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

Di Provinsi Papua tingkat literasi keuangan sebesar 45,19 persen dan inklusi keuangan sebesar 76,36 persen. Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu tingkat literasi keuangan sebesar 29,13 persen dan inklusi keuangan sebesar 60,89 persen.

Read More
iklan

Sementara, di Papua Barat tingkat literasi keuangan sebesar 54,29 persen dan inklusi keuangan sebesar 81,30 persen, juga mengalami peningkatan dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu tingkat literasi keuangan sebesar 28,87 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 59,84 persen.

Kepala OJK Papua dan Papua Barat, Muhammad Ikhsan Hutahaean mengungkapkan, literasi keuangan Provinsi Papua berada diurutan ke 26 secara nasional dari sebelumnya berada diurutan ke-32. Namun, tidak demikian dengan tingkat inklusi keuangan.

Ikhsan mengatakan, meski secara nasional mengalami peningkatan hasil SNLIK tahun 2022, namun inklusi keuangan Provinsi Papua tetap berada di urutan ke 32 dari 34 provinsi.

Peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara signifikan terjadi di Provinsi Papua Barat.

‘’Literasi dan inklusi keuangan di Papua Barat dari urutan 34 naik ke posisi 25,’’ kata Ikhsan, Jumat (9/12/2022).

Ikhsan menjelaskan bahwa secara umum, literasi dan inklusi keuangan mengalami peningkatan signifikan lantaran pihaknya secara berkesinambungan melakukan edukasi keuangan kepada semua lapisan masyarakat.
Sementara itu, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,10 persen. Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu indeks literasi keuangan 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,19 persen.

SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital.

Proses pengambilan data SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan responden sejumlah 14.634 orang berusia antara 15 s.d. 79 tahun yang dilakukan dengan metode wawancara secara tatap muka dan dibantu dengan sistem Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Hasil SNLIK diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta bisa meningkatkan perlindungan masyarakat. (FPKontr1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *