JAYAPURA, FP.COM – Lapak-lapak di pasar Mama Papua, Kota Jayapura, kini punya layanan transaksi nontunai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
“Dengan adanya QRIS, seluruh lapak dagangan di pasar mama mama Papua, tentunya sangat membantu dalam kemudahan bertransaksi, sehingga penjual dan pembeli tidak kerepotan untuk mencari uang kembalian, yang akan sangat rawan menjadi media penyebaran Covid 19,” kata Darmawan Tohap Hutabarat selaku Kepala Tim Implementasi Kebijakan Daerah Bank Indonesia Perwakilan Papua kepada media, Jumat (22/10/2021).
“Dengan adanya QRIS, juga memberikan edukasi kepada para pedagang agar bisa menabung lantaran transaksi jual beli yang menggunakan QRIS langsung masuk ke rekening pada pedagang di pasar tersebut,” tambah Tohap.
Selain menghadirkan layanan transaksi nontunai, melalui Program Sosial Bank Indonesia bertajuk “Dedikasi Untuk Negeri”, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua juga menyalurkan bantuan kepada 58 pedagang di pasar tersebut. Bantuan berupa penataan dan pembenahan diberikan secara bertahap dalam rangka menyambut gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang lalu.
Tohap mengatakan, bantuan itu didasari kenyataan selama ini di mana keberadaan pasar tersebut kurang diminati masyarakat.
“Dengan pemberian bantuan berupa meja dagang yang dilengkapi tempat penyimpanan barang dagangan, diharapkan bisa merubah wajah pasar tersebut menjadi lebih teratur, lebih bersih dan lebih menarik untuk dikunjungi,” ucap Tohap.
Tohap mengatakan, penyerahan bantuan meja dagangan telah dilakukan secara bertahap pada September lalu, dan setelah pemberian bantuan, para pedagang bisa langsung merasakan dampaknya, sebab banyak dari masyarakat, terutama atlet PON yang menginap di sejumlah hotel di sekitar pasar mama mama Papua, lebih memilih membeli buah-buahan di pasar tersebut.
“Terlebih bantuan meja jualan dibuat dengan tetap mengedepankan aspek kearifan lokal masyarakat setempat sehingga menambah daya tarik bagi para pembeli untuk bertransaksi di pasar mama mama Papua,” jelasnya.
Pendamping UMKM di pasar mama mama Papua, Tia Warwe, mengakui jika bantuan BI tersebut telah memberikan dampak positif bagi para pedagang di pasar tersebut, terutama pada pelaksanaan PON XX lalu.
Namun, ia mengungkap, mengubah kebiasaan para pedagang untuk menggunakan meja tidak gampang. Terutama mama pedagang dari wilayah Lapago yang terbiasa menggelar dagangan di lantai.
“Selama itu, mereka anggap bahwa yang beli hanya orang Papua, sehingga tradisi berjualan di lantai masih dilakukan, padahal, faktanya, banyak juga orang non-Papua yang ingin berbelanja di pasar mama mama Papua, namun karena kondisi tersebut sehingga banyak yang menjadi enggan berbelanja,” ucap Tia.
“Dengan adanya bantuan meja jualan dari Bank Indonesia, praktis merubah suasana di pasar tersebut, saat ini para pedagang sudah menata jualan mereka di atas meja dengan kondisi yang lebih bersih, dan berujung pada semakin banyaknya pembeli yang berkunjung ke pasar mama mama Papua,” sambungnya.
Tia menambahkan, pasar mama mama Papua adalah salah satu icon Kota Jayapura, sehingga pihaknya berharap agar ke depan lebih banyak lagi pihak-pihak yang mengikuti langkah Bank Indonesia dalam menata pasar mama mama Papua.
“Agar pasar tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan jual beli seperti halnya pasar tradisional lainnya, tetapi juga bisa menjadi salah satu destinasi wisata di Papua, yang akan memberikan dampak positif bagi para pedangang,” kata Tia.
Katina Mombo, salah satu pedagang di pasar ini, mengaku sangat bersyukur atas bantuan ini karena sangat berdampak positif pada pekerjaannya.
“Selama ini kami belum pernah dapat bantuan seperti ini, terima kasih Bank Indonesia sudah kasih bantuan meja jualan, sekarang pembeli sudah ramai, kami senang jualan sudah laku semua tidak seperti dulu,” ujar mama Katina Mombo. FPKontr1