Pelajar Diminta jadi Agen Perubahan dalam Kampanye Pencegahan Stunting

Suasana pembukaan kampanye percepatan penurunan stunting untuk remaja yang digelar Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.

JAYAPURA, FP.COM – Hasil survei Kementerian Kesehatan menyebutkan, dari status gizi nasional, angka pervalensi stunting di Provinsi Papua sebesar 29,5 persen. Masih di atas rata-rata nasional yang sebesar 24,4 persen. Kabupaten Nabire menempati terendah dengan prevalensi 20.6 persen, dan tertinggi di Kabupaten Pegunungan Bintang dengan prevalensi 55.4 persen. 

Read More
iklan

Tugas berat kini diemban Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua untuk menurunkan stunting hingga 14 persen. Itu sebab, institusi besutan Nerius Auparay ini gencar mengampanyekan pencegahan dan penurunan angka stunting. Demi suksesnya, banyak pihak dilibatkan.

Selain TP PKK Provinsi, ajakan partisipasi juga menyasar para kawula muda seperti pelajar SMA, dan partner lama, duta-duta Generasi Berencana (GenRe). Atas undangan pihak BKKBN, para juru kampanye muda ini berkumpul di salah satu hotel di bilangan Abepura pada Rabu (16/03/22). Kegiatan ini sebagai kampanye perdana untuk misi di atas.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay dalam sambutannya mengatakan, remaja harus sadar tentang stunting. Kampanye pencegahan ini selain mendidik diri sendiri, juga orang terdekat dengan tetap menjaga dan menghargai hak serta perasaan orang lain.

“Tidak semua orang pendek itu stunting. Jadi, jangan lihat teman pendek, lalu ko bilang kena stunting, tidak seperti itu,” ujar Auparay.

“Saya berharap, anak-anak yang hari ini ikut materi supaya paham lalu bisa ceritakan lagi kepada teman sebayanya, semua anak-anak harus jadi agen perubahan.”

“Ini penting bagi anak-anak semua, anak-anak akan berumah tangga, jadi akan paham untuk  mempersiapkan diri dengan baik,” katanya lagi.

Nerius Auparay juga menjelaskan, menurut undang-undang perkawinan yang baru, seorang laki-laki dan perempuan boleh menikah pada usia 19 tahun. Namun, BKKBN punya anjuran sendiri yakni 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan.

“Supaya pertumbuhan fisik dan kesehatan reproduksinya sudah matang ketika merencanakan keluarganya. Ketika mengandung tidak mendapat asupan gizi yang baik itu yang menyebabkan anak kena stunting.”

Suansi, fasilitator dari BKKBN Papua, menambahkan, kondisi pendek seseorang yang kena stunting akan disertai penyakit-penyakit kronis. “Inilah yang mengakibatkan pertumbuhan otak dan kondisi fisik terganggu,” jelasnya.

Salah satu peserta, Maria Ohee, mengaku sangat antusias mengikuti materi dalam kegiatan ini.

“Kegiatan ini sangat bagus karena menambah pengetahuan kita tentang merencanakan keluarga itu seperti apa.”

“Kita bisa mempersiapkan diri, baik pendidikan maupun finansial agar ketika berumah tangga, kita bisa bertanggung jawab atas keluarga kita,” kata siswi SMA Negeri 1 Jayapura.

Ia berharap, informasi ini juga menjangkau rekan-rekan sebayanya di daerah terpencil.

Foto bersama usai kegiatan

Ahmad Awantanu, Duta GenRe 2017,  menyatakan kesiapannya dalam menyukseskan kampanye pencegahan penurunan stunting di Provinsi Papua.

“Kami siap bersama BKKBN mengampanyekan pencegahan stunting, kegiatan ini sebagai pembekalan juga untuk kami sebelum turun ke lapangan. 

Kami sebagai jembatan dari GenRe dan BKKBN berharap bisa berdampak banyak, dan kami akan melakukan sosialisasi massif baik melalui sosial media dan secara langsung khusus kepada remaja yang merencanakan pernikahan,” beber Ahmad.

Sementara itu, pemilihan Duta GenRe 2022 akan segera digelar. Ketua Forum GenRe Provinsi Papua Primus Pardjer mengatakan, pihaknya mempersiapkan isu stunting sebagai sasaran utama Materi dalam pemilihan itu.

“Ada beberapa materi yang kita bekali kepada peserta atau calon duta, dan kami sudah berdiskusi dengan teman-teman dan beberapa senior, memang sasaran utama kami salah satunya materi pencegahan stunting, agar duta yang terpilih nantinya bisa mengedukasi orang-orang yang ada di sekitarnya,” kata Primus. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *