JAYAPURA, FP.COM – Dalam kegiatan diseminasi perekonomian Papua pada Kamis pekan lalu (15/6/23) di Jayapura, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Papua Juli Budi Winantya menyebut jika perekonomian Papua masih sangat tergantung pada pertambangan. Padahal, ada beberapa sumber pertumbuhan ekonomi di Papua yang potensial dikembangkan. Salah satunya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama di Biak dan Nabire, Asmat, Merauke dan lain-lain.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua yang diwakili Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Boni Asso, yang menghadiri kegiatan diseminasi tersebut, mengapresiasi pihak Bank Indonesia yang telah ikut mendorong industri pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Papua.
“Dari dinas, kami apresiasi kepada BI Papua untuk kegiatan ini, dan kami siap membangun ekosistem ekonomi kreatif,” ujar Boni.
“Namun, kalau kita bicara tentang ekonomi kreatif seperti di Asmat, kita harus melihat di sana itu ukiran sebagai budaya atau ekonomi kreatif yang kita dorong. Ekonomi kreatif itu terdiri dari 17 sub sektor yang di dalamnya itu ada inovasi-inovasi yang dibuat akhirnya menghasilkan satu kreasi,” lanjutnya.
Menurut pengalaman Boni, agar optimal, tempat pembangunan ekonomi kreatif yang perlu didorong adalah kabupaten/kota induk yang selama ini sudah berjalan. Sementara, persiapan industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menyambut wisatawan ke Provinsi Papua dalam kaitan dengan pertumbuhan ekonomi baru di Papua tak melulu soal kalender event daerah. Multiplier effect keberlangsungan pariwisata, menurutnya, akan berjalan maksimal dengan aksesibilitas.
“Menjadikan sektor pariwisata dan ekraf sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Papua itu sangat baik, namun kendala pariwisata di Papua itu jangkauan yang sangat jauh, biaya yang sangat tinggi itu menjadi masalah kita dan yang utama itu aksesibilitas. Kalau calender of event itu tidak menjawab. Maka kami melihat penting untuk akses Internasional itu dibuka kembali di Papua (Biak-red),” kata Boni.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur penunjang oleh Disbudpar, Boni menyebut, kesiapan itu akan simultan ketika terdapat peluang.
“Pembangunan pariwisata maupun ekonomi kreatif itu akan berkembang ketika ada peluang. Kunjungan meningkat berarti ada pergerakan ekonomi. Buka akses internasional,” tukas Boni. (*)