KEEROM, FP.COM – Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-29 tahun ini mengusung tema “ayo cegah stunting, agar keluarga bebas stunting. Di Provinsi Papua, peringatan Harganas tahun ini dipusatkan di Kampung Jaifuri, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom.
Ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan pada puncak peringatan Harganas ini, yaitu: pelayanan KB dan papsmear, pemanfaatan pangan lokal bergizi untuk pencegahan stunting pada Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Ada juga pengenalan aplikasi Elsimil yang berisi panduan bagi para calon pasangan pengantin agar anaknya kelak tidak menderita stunting.
Beberapa kegiatan lainnya semisal gelar dagang usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA), penyajian data pada Rumah Data Kependudukan (Rumah DataKU) dan kegiatan Bina Keluarga Balita yang berlangsung di halaman Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keerom.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay dalam puncak acara, Rabu (29/6/22), berharap, momen ini dapat menjadi daya ungkit keberhasilan program dan menjadi penguat komitmen bersama untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Papua dengan semangat gotong royong.
Pemerintah pusat, berbekal Instruksi Presiden, memang tengah berupaya menurunkan stunting di seluruh Indonesia di mana BKKBN sebagai pelaksananya. Angka prevalensi stunting dipatok target turun 14 persen di tahun 2024.
Dalam hal ini, BKKBN kemudian berusaha menggandeng banyak pihak semisal Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bersedia menjadi Bapak Asuh Stunting dan Perum Bulog yang menyediakan beras premium.
Dalam hal gizi, menurut Nerius, pihaknya sangat merekomendasikan bahan pangan lokal sebagai solusi makanan bergizi seimbang dan dapat diolah melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap kampung.
“Tahun ini kami ingin mendekatkan pelayanan itu kepada masyarakat dalam bentuk bantuan beras bersih tapi juga ada promosi pangan lokal yang bisa dibuat jadi makanan sehat bagi bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui, itu dilakukan di sini.
Kampung Jaifuri kata Auparay menempati urutan kedua dari angka prevalensi stunting di Kabupaten Keerom. Pihaknya akan melakukan kunjungan langsung ke setiap keluarga yang terdata berisiko stunting.
”Kami berharap peringatan Harganas kali ini bisa memberikan dampak langsung kepada masyarakat sekitar,” katanya.
Bupati Keerom Piter Gusbager dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Keerom Lukas Saranga, menyambut baik pelaksanaan Harganas tahun ini yang dipusatkan di kampung Jaifuri.
“Peringatan Harganas tahun ini berfokus pada pelayanan bagi keluarga yang berisiko stunting yang tidak semata-mata seremonial saja, diharapkan dapat memberikan dampak bagi masyarakat di Kabupaten Keerom khususnya di wilayah kampung Jaifuri,” tulis Gusbager dalam sambutannya.
Ketua TP PKK Provinsi Papua Yulce Enembe dalam arahannya menekankan pentingnya fungsi Posyandu dan PKK dari tingkat kabupaten hingga distrik guna memerangi stunting di Tanah Papua, khususnya Keerom.
“PKK distrik, Dasawisma dan Posyandu dihidupkan kembali. Lakukan pelayanan ibu dan anak, lalu gizi pasangan usia subur tolong diperhatikan.”
Ia juga mendukung pemanfaatan pangan lokal. “Kalau bisa, makanan tambahan dibuat dari bahan lokal, anggaran disiapkan, beli dari masyarakat di sini, diolah baru bagikan untuk ibu-ibu.”
Selain itu, Yulce berharap agar Iva test bisa berjalan mengingat kesehatan reproduksi wanita harus dijaga. Di mana wanita sangat berisiko terkena kanker rahim.
“Tolong sosialisasi tentang Iva test kepada ibu-ibu,” pintanya.
Gubernur Papua melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Masyarakat Adat dan Budaya Setda Provinsi Papua Paskalis Netep, kepada awak media mengatakan, pentingnya gaung pencegahan stunting dari tingkat provinsi hingga ke kampung-kampung guna menyelamatkan generasi emas Papua dan bebas stunting.
“Stunting merupakan ancaman bagi generasi emas Papua, maka dengan kita gaungkan gema stunting ini menjadi perhatian kita bersama, kita harapkan di tahun-tahun yang akan datang tidak lagi kita temukan kasus stunting di Papua.”
“Pesan saya kepada para kader yang sudah disiapkan, baik oleh BKKBN dan PKK tetap menggiatkan program pencegahan stunting,” tambah Paskalis. (*)