PT Freeport Indonesia: Investasi Cerdas untuk Masa Depan Pemuda Amungme dan Kamoro

Paul Sudiyo dari Yayasan Binterbusih memberikan bimbingan pra-kuliah kepada 20 calon mahasiswa Kamoro.

TIMIKA,FP.COM – PT Freeport Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan pendidikan di Papua.

Melalui Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme-Kamoro (YPMAK), perusahaan tambang ini memberikan kesempatan bagi 60 pemuda asal Suku Kamoro dan Amungme untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Read More
iklan

Saat ini, YPMAK menjalin kerjasama dengan Yayasan Binterbusih. Melalui kerjasama ini, YPMAK telah menyiapkan program persiapan kuliah yang intensif bagi para penerima beasiswa.

Sebelum memulai perkuliahan, para calon mahasiswa akan mengikuti pendidikan pra-kuliah untuk mempersiapkan mereka secara akademis dan psikologis.

Pembina Yayasan Binterbusih, Paul Sudiyo, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk membantu para penerima beasiswa beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan yang baru.

“Dengan bimbingan intensif dari para pengajar dan mentor, kami berharap para penerima beasiswa dapat meraih prestasi akademik yang membanggakan,”ujar Paul.

Dalam keterangan resminya, Direktur dan EVP Sustainable Development and Community Relations PTFI, Claus Wamafma, menegaskan komitmen perusahaan dalam membangun masa depan Papua melalui program beasiswa.

“Kami merasa terhormat dapat mendukung semangat belajar anak-anak Papua. Beasiswa ini merupakan wujud nyata upaya kami untuk memberikan akses pendidikan yang setara bagi generasi muda, khususnya masyarakat Amungme dan Kamoro,” ujarnya.

Para penerima beasiswa tidak hanya mendapatkan dukungan finansial, namun juga pendampingan akademik yang intensif sepanjang masa studi.

Salah satu penerima beasiswa, Yohana Tumuka, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan berharga ini.

“Terima kasih kepada YPMAK yang telah membuka jalan bagi saya untuk menggapai cita-cita. Saya sangat antusias untuk mempelajari ilmu psikologi di Semarang dan berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Papua, terutama kaum muda di Mimika,” ujarnya.

Program bimbingan Binterbusih telah memberikan bekal yang sangat berharga bagi Yohana, seperti kesempatan berinteraksi dengan mahasiswa psikologi, memperkaya wawasan melalui literatur, serta beradaptasi dengan lingkungan baru.

“Saya ingin kembali ke kampung halaman dan membantu anak-anak muda agar memiliki masa depan yang lebih baik. Dengan ilmu psikologi, saya berharap dapat memberikan konseling dan dukungan bagi mereka yang membutuhkan,” tambah Yohana. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *