JAYAPURA,FP.COM – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung & Adat (DPMK & Adat) Provinsi Papua baru saja menyelesaikan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) se-Provinsi Papua.
Berlangsung di salah satu hotel di Kotaraja, Jumat (20/6) rakortek ini menjadi forum krusial untuk mengevaluasi dan menyinergikan berbagai program pembangunan di tingkat kampung, terutama setelah satu dekade implementasi Dana Desa. Tujuan utamanya adalah merumuskan strategi pembangunan yang mengakomodasi kearifan lokal yang beragam di Papua.
Mewakili penjabat gubernur Papua, Triwarno Purnomo, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, menggarisbawahi bahwa karakteristik kampung di Papua sangat beragam. Oleh karena itu, pelaksanaan program strategis nasional harus selaras dengan kearifan lokal.
Penggunaan Dana Desa, implementasi Penguatan Pembangunan dan Pemerintahan di Desa (P3PD), dan pelaksanaanTransformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad), serta Koperasi Merah Putih, perlu dilengkapi dengan mitigasi risiko yang cermat dan strategi yang lebih efektif agar tidak mengganggu tatanan budaya dan sosial setempat.
“Artinya program-program tetap kita laksanakan dengan menghormati, menghargai kearifan lokal yang ada sehingga dana desa, P3PD,Tekad dan koperasi merah putih kita perlu untuk memitigasi resikonya dan mengambil, menentukan strategi-strategi yang lebih efektif karena kita juga mau melalui program P3D, kampung punya pemerintahan kampung modern, adaptif”,ujar Triwarno.
Pemerintah provinsi Papua menurutnya berharap melalui P3PD, terjadi modernisasi dan adaptasi tata kelola pemerintahan kampung. Sementara itu, Tekad difokuskan untuk mendorong kemandirian ekonomi, terutama di kampung-kampung terpencil dan terisolir di Papua. Terkait Dana Desa yang telah berjalan sepuluh tahun, fokusnya adalah bagaimana dana tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih efektif dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Semoga ini bisa menghasilkan terobosan positif versi kami di Papua, bagaimana membangun kampung-kampung kita dengan tetap menghargai kearifan lokal yang ada,” pungkas Triwarno, menekankan komitmen pemerintah daerah untuk inovasi pembangunan yang berbasis pada identitas lokal. (AiWr)