JAYAPURA, FP.COM. Selama kurang lebih dua pekan terakhir, Rumah Sakit Umum Abepura telah melaksanakan empat pelatihan kegawatdaruratan medis. Dimulai dari pelatihan kegawatdaruratan medis pulmo, kardiovaskuler dan interna, disusul pelatihan kegawatdaruratan medis bedah umum, orthopedi dan urologi. Berikutnya, pelatihan kegawatdaruratan medis obgyn, neonatal dan anestasi, dipungkasi pelatihan kegawatdaruratan medis bedah saraf, saraf dan patologi klinik.
Seluruh rangkaian pelatihan ini ditutup pada Kamis, (30/09/2021) di salah satu hotel pada bilangan Abepura oleh Direktur RSUD Abepura, dr. Daisy Ch. Urbinas.
Daisy Urbinas, dalam arahannya, mengharapkan adanya transfer pengetahuan antarsejawat dokter yang bertugas pada IGD RSUD Abepura.
“Apa yang didapatkan di tempat ini untuk menambah pengetahuan dan juga ada teknik lain di dalam rumah tangga IGD. Penanggungjawab IGD rutin melakukan pertemuan dengan dokter IGD, mungkin dua minggu sekali untuk membagi pengalaman satu dokter umum ke dokter umum yang lain dalam melayani kasus yang sama, penanganan-penanganannya bagaimana,” ujarnya.
Selain pengetahuan, ia juga meningatkan pentingnya menjaga sikap di antara sesama petugas.
“Sama pentingnya dengan pengetahuan, yang harus diasah adalah attitude, kita menghargai senior dan junior, santun juga. Berikutnya, yang tidak kalah penting adalah komunikasi yang efektif, itu modal penting kita, pasien datang ke IGD tidak pernah tanya, Anda alumni mana? IPK-mu berapa?. Tetapi, kalau kita punya pembawaan yang santun, komunikasi kita baik, kita jadi pilihan pasien, hal ini harus diperhatikan,” pungkasnya.
Acara penyerahan doorprize
Ketua panitia pelatihan, dr. Tina Siregar, menyatakan, dampak dari pelatihan ini sangat menggembirakan, terlihat dari pre-test yang diberikan sebelum pelatihan, dan setelah hasil post- test yang nilainya baik.
“Panitia berharap, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, tapi dapat meningkatkan skill dan kinerja dari para dokter, terutama di bagian IGD. Kami juga berharap kepada semua narasumber yang sudah memberikan materi, ke depannya, dapat memberikan PPK (Panduan Praktek Klinik) kepada kami sehingga kita bisa membuat clinical pathway.”
“Minimal 20 clinical pathway bisa kita selesaikan sebelum akreditasi yang rencana Februari tahun depan kita akan ujian, ini awal untuk kita lebih maju ke depannya,” tambahnya.
,Acara penutupan juga dimerihkan dengan pemberian doorprize yang dimenangkan oleh dr. Nurfitriah, dr. Syama dan dr. Irawati Magdalena Hutapea. (*)