JAYAPURA, FP.COM – Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni mendatang turut dimeriahkan oleh PT PLN (Persero). Secara serentak, karyawan plat merah itu, di seantero Tanah Air, pada pagi tadi, Senin (3/6/2024) menggelar aksi bersih-bersih.
Seperti halnya di Papua, Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku dan Papua bersama Unit Pelaksana Proyek Papua (UPP Papua) memusatkan kegiatannya yang dipusatkan di kawasan pantai Holtekamp, tepatnya di Menduck yang berada di sisi kiri pesisir teluk Youtefa.
Di lokasi yang berdekatan dengan ikon Kota Jayapura, Jembatan Merah, itu kini telah menjelma menjadi kawasan wisata yang ramai. Hal itu diikuti dengan timbulnya masalah lingkungan, terutama sampah. Menarik, jika dari arah Hamadi, lokasi ini memiliki dua sisi berbeda. Jalan utama kini membagi kawasan pantai di sisi kiri dan hutan bakau di sisi kanan.
Hujan yang mengguyur tak mengurungkan semangat para karyawan PLN yang dikomandani General Manager UIP MPA Wisnu Kuntjoro Adi melakukan aksi gerebek sampah tersebut.
Tak sendirian, dalam aksi ini, PT PLN (Persero) se- Jayapura ini turut menggandeng komunitas Rumah Bakau Jayapura bersama para relawan yang datang dari TNI Angkatan Laut dan Angkatan Darat, termasuk pemerintah Kota Jayapura.
Aksi selama dua jam itu mendapat apresiasi dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jayapura Frans Pekey yang hadir di lokasi. Menurut Frans, aksi peduli lingkungan dibutuhkan sinergitas bersama untuk mewujudkan lingkungan yang bersih.
“Atas nama Pemerintah Kota Jayapura, menyambut baik dan sangat berterima kasih kepada PLN Maluku Papua yang hari ini bisa melakukan aksi peduli bersama teman-teman komunitas untuk melakukan aksi bersih-bersih pantai. Hampir setiap detik pantai ini penuh dengan sampah, setelah diangkut, sore full lagi. Maka butuh sebuah kolaborasi yang bersinergi dari hulu sampai ke hilir dari rumah tangga sampai dampak lingkungan,” ujar Frans.
Masih kata mantan Penjabat Walikota Jayapura ini, edukasi guna meningkatkan kesadaraan masyarakat hingga pengelolaan sampah merupakan upaya yang akan terus didorong pemerintah Kota Jayapura.
GM PLN UIP MPA Wisnu Kuntjoro Adi mengatakan, aksi bersama komunitas lingkungan di Jayapura merupakan komitmen pihaknya merawat lingkungan tetap bersih dan hijau secara berkelanjutan.
“Bagi kami, ini juga menjadi salah satu bentuk komitmen PLN dalam menjaga serta melestarikan lingkungan secara berkelanjutan. Komitmen kami, PLN UIP Maluku dan Papua tidak hanya membangun proyek kelistrikan untuk dapat menghadirkan cahaya bagi masyarakat, namun juga “cahaya” di segala aspek kehidupan yang tentunya bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di Papua,” ujar Wisnu.
Tak hanya itu, lanjut Wisnu, langkah kecil yang dilakukan hari ini tak sebatas memastikan sumber daya yang ada cukup untuk masa kini, tetapi juga tetap ada untuk generasi mendatang.
“Setiap sampah yang kita angkat, setiap sudut pantai yang kita bersihkan adalah langkah nyata untuk menjaga keindahan dan kelestarian pesisir pantai. Ini bukan hanya tentang membersihkan pantai, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang,” tambah Wisnu.
Sementara itu, salah satu tokoh perempuan kampung Enggros yang juga aktivis lingkungan, Petronela Merauje yang terlibat dalam aksi gerebek sampah mengapresiasi komitmen PT PLN (Persero). Menurutnya, perusahaan ini tak hanya berjasa dalam sektor kelistrikan, namun juga membuktikan perhatian lebih terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN ,ini merupakan dukungan. Bapak dan seluruh staf dorang bukan saja sebagai penerang lampu tapi hadir sebagai penerang lingkungan bagi kehidupan kita semua,” kata peraih Kalpataru 2023 ini.
Koordinator Rumah Bakau Jayapura, Theresia Faradilla Paganggi, kepada awak media menerangkan, dari aksi itu, sampah- sampah yang terkumpul kemudian dipilah. Tere, sapaan akrabnya, merinci volume dari aksi gerebek sampah hari ini. Titik pertama (kawasan pantai) seberat 456 kilogram. Titik kedua 497 kilogram serta titik ketiga (bakau) 384 kilogram. Berat total sampah yang terkumpul adalah 1.337 kilogram.
“Didominasi sampah botol plastik, kaleng dan botol kaca. Dari program ini, kami akan kelola lagi menjadi barang daur ulang yang bernilai ekonomi. Jadi sampah yang kita pungut ini akan kita kelola,”pungkas Tere. (Ai)