JAYAPURA,FP.COM – Meskipun di tengah tuntutan pembiayaan, sekolah-sekolah di bawah naungan Pemerintah Provinsi Papua tetap menjadi magnet bagi para calon peserta didik. Fenomena ini diungkapkan oleh Laorens Wantik, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Papua, yang mencatat antusiasme yang konsisten tinggi.
“Baik ada Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) atau tidak, peminatnya tetap membludak,” tutur Laorens. Ia menjelaskan bahwa daya tarik utama sekolah-sekolah ini terletak pada kualitas akreditasi yang terus membaik serta harapan tinggi yang dimiliki peserta didik terhadap pendidikan yang akan mereka terima. Oleh karena itu, faktor biaya tampaknya tidak menyurutkan minat mereka.
Daya tarik kuat ini bukan tanpa alasan. Sekolah-sekolah tersebut tidak hanya fokus pada penyampaian materi kurikulum semata, melainkan juga pada pembinaan holistik dan penjaminan mutu pendidikan.
Sebagai contoh, SMAN 3 Jayapura dikenal luas karena sistem penjaminan mutunya yang ketat, yang secara langsung berdampak pada kualitas lulusannya. Begitu pula dengan SMA Negeri Keberbakatan Olahraga (Smankor), diakui memiliki program pelatihan dan pembinaan atlet yang sangat berkualitas, menghasilkan banyak talenta olahraga berprestasi.
Kualitas ini, menurut Laorens, memang menuntut konsekuensi pembiayaan, sehingga penerapan SPP menjadi tak terhindarkan.
Namun, di tengah gelombang era digital yang mengubah lanskap informasi dan pembelajaran, peran sekolah sebagai satu-satunya “produsen” ilmu pengetahuan mulai bergeser.
“Di era digital ini, akses ilmu pengetahuan tidak lagi terbatas pada dinding-dinding sekolah,” kata Laorens, menegaskan pandangannya bahwa lembaga pendidikan saat ini lebih berperan sebagai “tempat persinggahan dan pertumbuhan”.
Ini berarti sekolah berfungsi sebagai fasilitator, pembimbing, dan inkubator bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka, bukan lagi sebagai satu-satunya gerbang menuju pengetahuan. Pergeseran paradigma ini menuntut sekolah untuk beradaptasi, mengintegrasikan teknologi, dan fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 yang esensial di luar sekadar penyampaian materi. (AiWr)