Sekolah untuk Lanjut Usia Pertama di Papua Diluncurkan

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua, Nerius Auparay

JAYAPURA, FP.COM – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua meluncurkan sekolah lansia (lanjut Usia) pertama di Papua, pada Selasa, 6 Juni 2023 di Kelurahan Waena, Kota Jayapura. Terbentuknya sekolah yang diberi nama Dahlia ini merupakan inisiasi dari BKKBN Papua bersama Indonesia Ramah Lansia (IRL) dan lokasi pertama yang dibentuk yaitu pada Bina Keluarga Lansia (BKL) Dahlia, Waena.

Kegiatan peluncuran tersebut dihadiri Direktur Indonesia Ramah Lansia Jakarta, Direktur Poltekkes Kemenkes Jayapura, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Jayapura, serta para peserta sejumlah 30 orang yang terdiri dari lansia dan pra lansia.

Read More
iklan

Rangkaian kegiatan diisi dengan tari-tarian yang dibawakan oleh kelompok tari Sekolah Lansia Dahlia, lalu dilanjutkan dengan penandatangan nota kesepahaman antara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai dan Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, Masrif, tentang Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) khususnya dalam membina sekolah lansia.

Kepala BKKBN Papua dalam sambutannya sangat mengapresiasi kehadiran dan kesediaan para peserta dalam kesibukannya di tengah keluarga. Dirinya berharap agar para lansia dapat mencapai masa tua yang bahagia.

“Tujuan yang ingin dicapai dari sekolah lansia ini sudah tertuang dalam lagu mars lansia yang tadi dinyanyikan oleh bapak ibu. Saya bangga melihat semangat bapak ibu semua, dan saya senang akhirnya sekarang akan terwujud sekolah lansia di Papua. Harapannya, Sekolah Lansia Dahlia bisa jadi role model untuk dibentuknya sekolah-sekolah lansia lain di Papua,” ucap Nerius Auparai.

Direktur Indonesia Ramah Lansia Jakarta Tri Suratmi menyampaikan bahwa sekolah lansia dibentuk untuk mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, Bermartabat) dan bahagia, melalui pembelajaran sepanjang hayat (long life learning).

“Konsep sekolah lansia ini masuknya dalam sekolah non formal, dengan menggunakan pendekatan andragogi, yang artinya pendekatan orang yang dewasa untuk bahagia. Pada kegiatan ini juga kami mengapresiasi karena melibatkan pra lansia dengan usia 45-59 tahun sebagai bentuk menjaga keberlanjutan sekolah lansia ini,” jelas Tri Suratmi.

Dirinya juga menambahkan, dalam melaksanakan sekolah lansia ada 4 komponen yang harus terpenuhi yaitu kurikulum, pengajar, tempat, dan pelaksanaan evaluasi. Durasi pembelajaran sekolah lansia akan berlangsung selama 6 bulan dengan total 12 kali pertemuan.

Selanjutnya, para peserta dibekali materi tentang nutrisi seimbang bagi lansia sehat oleh ahli gizi klinik dari RSUD Jayapura, dr. Heidi Listya. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tanggal 6 – 7 Juni 2023. Ahenda pada hari kedua membahas bagaimana merancang pendidikan untuk lansia tersebut. (Tricintya Kobis)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *