ABEPURA, FP.COM – Pekan ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Sesditjen Kemenkes) dr. Azhar Jaya tengah berada di Jayapura. Agenda utama Azhar membahas pendirian rumah sakit vertikal di Wamena bersama Gubernur Lukas Enembe, Rabu (9/12/21).
Di hari yang sama, usai bertemu Gubernur Papua, Azhar Jaya menyempatkan diri mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura. Oleh pihak rumah sakit, rombongan Sesditjen Kemenkes disambut dengan upacara mansorandak, yang merupakan tradisi “injak piring” dari wilayah Saireri, khususnya Biak, sebagai bentuk penghormatan bagi tamu yang pertama kali datang. .
Di depan tamunya, Direktur RSUD Abepura Daisy Urbinas berkisah, demi rumah sakitnya, bagaimana dia, bulan lalu, berjuang untuk menemui dr. Azhar di Jakarta.
“Rumah sakit perlu bangunan yang representatif yang bagus untuk menampung pasien dengan daya tampung besar, ada mimpi-mimpi kami untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat Papua yang lebih maksimal sehingga saya berjuang ke ruangan Sesditjen bulan lalu. Saya cerita tentang RSUD Abepura, dan puji Tuhan, hari ini beliau tiba di sini,” ungkap dr. Daisy.
Usai beramah tamah, dr. Azhar dan rombongan berkunjung ke beberapa ruangan rumah sakit. Ia mengapresiasi kebersihan rumah sakit telah terakreditasi paripurna ini.
Ia menilai, semangat “torang bisa” bukan lagi sekadar slogan, tetapi juga terimplementasi.
“Saya melihat, ternyata masyarakat Papua semua itu bisa mengikuti aturan, tergantung dari pimpinannya. Kalau Pimpinannya mau dan memberikan contoh yang baik, pasti masyarakat ikut. Luarbiasa, rumah sakit ini bersih banget, pujinya.
Tak hanya tentang kebersihan lingkungan, dr. Azhar juga memuji keramahan para petugas medis. Ia kemudian melempar sinyal bakal memberi dukungan bagi pembangunan rumah sakit peninggalan pemerintah Belanda itu.
“Sepintas, kalau di rumah sakit ini saya lihat perawatnya clear, begitu saya masuk mereka salam memberikan senyuman dan menurut saya sudah saatnya rumah sakit ini dibaharui. Saya lihat bangunannya sudah tua, pelan-pelan kita rehab jadi lebih baik.”
“Semakin banyak rumah sakit di Papua yang seperti ini (Abepura-red), maka saya bayangkan semakin baik pula pelayanan kesehatan kepada masyarakat Papua,” tambahnya.
Sinyal positif dari dr. Azhar ini tentu saja merupakan kabar baik bagi dr. Daisy dan jajarannya.
“Kami memanfaatkan momen ini untuk membangun lebih erat silaturahmi kami dengan Dirjen Fasyankes sebagai atasan kami di kementerian untuk terus mengadvokasi bagaimana Rumah Sakit Abepura ini perlu mendapat perhatian ekstra dan khusus. Kami menceritakan berulang-ulang kali, ini loh Abepura, rumah sakit bergengsi di Tanah Papua yang harus mulai dilirik dan didukung,” ujar dr. Daisy.
“Mimpi kami adalah ingin membuat rumah sakit ini setara atau lebih dari rumah sakit lain di luar Papua. Artinya, jangan orang tidak berduit saja yang datang berobat ke rumah sakit Pemda. Kami akan membenahi rumah sakit kami supaya baik masyarakat yang tidak berduit dan yang berduit datang berobat ke rumah sakit kami. Kami di sini, baik manajemen, petugas, perawat, semua sangat kompak tinggal di dukung saja,” harapnya. (*)