SENTANI, FP.COM – Seremonial Switch Off 2024 kembali dilaksanakan oleh komunitas Earth Hour Jayapura. Melalui aksi satu jam untuk bumi komunitas ini menggugah kesadaran manusia tentang pentingnya keberlanjutan kehidupan. Aksi ini ditandai dengan pemadaman perangkat listrik selama satu jam. Seremonial yang dilaksanakan di 180 negara di seluruh dunia pada 23 Maret setiap tahunnya itu diyakini memberi arti bagi berjuta kehidupan manusia.
Global seremoni ini serentak berlangsung Sabtu malam dari pukul 20.30 hingga 21.30 WIT. Khusus di Papua, seremonial ini berlangsung di pusat pembelajaran Holey Narey WWF Papua di pos 7 Sereh Sentani. Dengan tajuk “Selamatkan Danau Sentani dari Sampah Plastik”.
Rangkaian acara ini dimulai sejak sore hari yang diisi dengan pameran foto 5 tahun peristiwa banjir bandang Sentani karya fotografer Gusti Tanati dan Barce Rumkabu. Dan dilanjutkan dengan talk show hingga gelaran tarian sanggar Robongholo di puncak switch off bersama pemutaran video kondisi pasca bencana banjir bandang 5 tahun silam yang diabadikan oleh kamera drone Barce Rumkabu.
Pimpinan Yayasan WWF Indonesia Program Papua, Wika Rumbiak mengatakan bahwa aksi ini tak semata-mata dilakukan pada event tertentu saja dengan sebuah seremonial akan tetapi pihaknya ingin terus menggugah hati banyak pihak agar menjadikan pola hidup ramah lingkungan sebagai sebuah kebiasaan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim hari-hari ini.
“Kita padam lampu bukan pada event-event tertentu saja kita menghemat (listrik-red) atau kita tidak menggunakan plastik bukan karena kita mau tunjukan kepada orang supaya orang tahu kita melakukan green lifestyle, tidak seperti itu. Apa yang kita mau lakukan itu dengan kesadaran kita sesuai dengan peran dan fungsi kita”.
Wika pun menegaskan bahwa pola hidup ramah lingkungan bukanlah menjadi partisipasi orang elit semisal penggunaan tumbler (botol minum) sementara di lain pihak masyarakat dibiarkan begitu saja. Fakta gaya hidup go green di tengah infrastruktur dan masyarakat yang belum mendukung tak pelak mematahkan semangat WWF Papua maupun komunitas Earth Hour Jayapura serta komunitas lingkungan lainnya untuk terus mengkampanyekan aksi tersebut.
Bentuk tanggung jawab dan kepeduliaan masyarakat terhadap lingkungan, menurut Wika Rumbiak dapat dimulai di lingkup terkecil, yaitu di rumah. Seperti, membiasakan untuk mematikan listrik dan air jika selesai digunakan, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong plastik dengan selalu membawa tas belanja.
Untuk diketahui Earth Hour merupakan kegiatan yang dicetuskan World Wide Found for Nature (WWF) dan Leo Burnet dalam menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi. Hal ini dilakukan dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak dipakai selama 1 jam. Kampanye ini dikenal dengan sebutan “SWITCH OFF”.
Earth Hour diselenggarakan setiap tahun menjelang akhir bulan Maret. Tahun ini, Earth Hour 2024 dilaksanakan pada Sabtu, 23 Maret. Semua orang di seluruh dunia diajak mematikan lampu selama satu jam mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat. Kampanye ini menunjukkan bahwa 60 menit mematikan lampu atau listrik yang tidak terpakai merupakan awal AKSI individu, komunitas, praktisibisnis, dan pemerintah di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap lingkungan, khususnya terhadap perubahan iklim. (*)