JAYAPURA, FP.COM – Lebih besar pasak daripada tiang. Kira-kira begitu situasi yang sering dialami manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abepura (RSUD) Abepura dalam melaksanakan pelayanan. Dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), untuk satu kasus, masing-masing punya target waktu rawat.
“Sekian hari, tanpa memandang kondisi pasien, yang mereka (JKN) pandang diagnosa atau tindakan dokter. Jadi, ketika di lapangan nanti meleset dari hari rawat yang sudah ditetapkan itu adalah kerugian dari rumah sakit,” tutur Tina Siregar, tenaga dokter di RSUD Abepura kepada Fokus Papua.
“Kalau lebih cepat sembuh maka itu keuntungan rumah sakit,” sambungnya.
Hal inilah yang dibahas dalam kegiatan Workshop Kendali Mutu dan Kendali Biaya, Kamis, (16/09/2021), di Grand Abe Hotel Abepura, di mana Tina Siregar sebagai ketua panitianya. Bagaimana menekan biaya agar pihak rumah sakit tidak mengalami kerugian.
Dibuka oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Lefrin Hengkengbala, workshop ini dihadiri oleh 58 dokter. Di samping tatap muka langsung, para peserta juga dapat berpartisipasi lewat jaringan virtual.
“Tidak mugkin semua dokter hadir karena mereka juga pelayanan, jadi kami buat zoom meeting-nya juga,” kata Tina Siregar.
Dokter Minhas Matturungan, Kepala Bidang Pelayanan dan Medik RSUD Abepura, yang merupakan salah satu narasumber workshop membenarkan, seringkali, pada klaim pihaknya ke BPJS, pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Terjadilah pemborosan.
Demi mencegah kejadian seperti itu, maka diperlukan kendali mutu dan kendali biaya terutama dalam klaim BPJS maupun klaim Covid.
“Kalau di kami di rumah sakit itu ada namanya PPK (Panduan Praktik Klinis) atau clinical pathway. Ketika kita berpedoman pada itu tidak akan ada pemborosan. Yang terjadi akhir-akhir ini banyak pemeriksaan yang tidak diperlukan, akhirnya biaya yang kita keluarkan lebih besar dari yang kita terima,” ungkapnya.
Dokter Minhas menggaransi, sekalipun berpedoman dengan PPK untuk menekan biaya, mutu pelayanan rumah sakit tetap terjamin.
“Tidak mengurangi mutu, tetap kami jaga, biaya bisa kami tekan, kami tekankan tadi juga kepada teman-teman bahwa pemeriksaan bukan berarti mengurangi manfaat kepada pasien, kita lihat yang penting ke pasien itu apa, yang tidak perlu tidak usah diperiksa,” jelasnya. (*)