Telkomsel Ungkap Kesulitan Sediakan Internet di Jayawijaya

Jaringan internet di Wamena.

JAYAPURA, FP.COM – Manager Network Service Telkomsel Jayapura, Heri Suryanto mengatakan, kendala yang dihadapi Telkomsel dalam menyediakan jaringan internet di Kabupaten Jayawijaya dan wilayah pegunungan lainnya di Papua adalah transportasi.

Menurutnya, Telkomsel terus melakukan upaya perbaikan bekerjasama dengan pemerintah melalui Palapa Ring Timur (PRT) agar jaringan internet di wilayah tersebut sama dengan Kota Jayapura dan kota lainnya di Papua.

Read More
iklan

“Pada dasarnya teknologi yang kita terapkan di Jayawijaya sama dengan daerah lainnya seperti di Jayapura, Timika dan Sorong. Kita punya 29 site di Jayawijaya, dan semuanya sudah ada 4G, tetapi memang yang membedakan adalah transport, karena daerah di pegunungan ini sangat menantang,” ucap Heri dalam kegiatan Media Visit Virtual, Senin (1/2/2021).

Heri menyebut, sampai akhir tahun 2020,  Telkomsel telah mendapat jatah 700 megabyte dari PRT, dan 600 megabyte menggunakan satelit di Kabupaten Jayawijaya. Kapasitas tersebut, lanjut Heri, masih kurang lantaran kebutuhan internet di Jayawijaya mencapai 3.000 megabyte.

“Melalui Telkom Grup, kami sudah bersurat ke BAKTI dan dibantu juga oleh Bupati Jayawijaya bersurat ke Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk meminta tambahan bandwith. Info terakhir yang kami terima, saat ini diperlukan adanya penambahan perangkat karena dari Wamena sampai dengan Jayapura melewati lebih dari 10 titik site repeater,” ucap Heri.

Manager Network Service Telkomsel Timika, Petrus DN Febrianto mengatakan, untuk jaringan internet di wilayah pegunungan di Papua secara total telah tercover hingga 90 persen termasuk melalui program Universal Service Obligation (USO) yakni bekerjasama dengan Kominfo.

“Untuk penyediaan infrastruktur, kita terbantu dari proram USO, hanya memang untuk program ini tidak boleh menjadi monopoli operator, Kominfo yang memilih. Kemudian kita menggunakan tower provider, jadi sudah beberapa tahun terakhir ini operator tidak diperkenankan untuk membangun tower sendiri, kami lebih banyak menyewa dari tower provider yang sudah menyiapkan infrastrukturnya,” jelas Petrus.

“Kemudian permintaan khusus dari Pemda, jadi apabila ada Pemda yang meminta secara khusus Telkomsel masuk, kita hanya menyiapkan perangkat dan transportnya, sementara, tower dan power dari Pemda. Tetapi biasanya power ini juga sifatnya kesepakatan, kalau dari Pemda kesulitan menyediakan, biasanya Telkomsel berhitung disitu, apakah bisa disediakan atau tidak oleh Telkomsel,” kata Petrus. (FPKontr1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *