JAYAPURA, FP.COM– Memperingati Hari keluarga Nasional (Harganas) ke-28 tahun 2021, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI mengadakan Seminar Nasional serentak di seluruh Indonesia dengan tajuk 100 Profesor Bicara Stunting.
“Gerak Papua Cegah Stunting, Kitorang Bisa” adalah tema yang diangkat BKKBN Perwakilan Provinsi Papua dalam Seminar yang dilangsungkan secara virtual pada Rabu (7/7/21). Kepala BKKBN RI dokter Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan, awal tahun 2021 Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun dari 27,7 persen di tahun 2021 ini menjadi 14 persen di tahun 2024. Dan Presiden Joko Widodo menunjuk kepala BKKBN RI menjadi ketua pelaksana Percepatan Pencegahan Stunting.
Stunting dalam beberapa tahun terakhir menjadi isu hangat di tengah upaya Indonesia menyiapkan generasi emas 2045. Namun masalah gizi bagi bayi dan balita masih menjadi momok besar yang di hadapi. Stunting yang dimaksud adalah kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan yang menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Dalam pemaparannya, Kepala Perwakilan BKKBN Papua Charles Brabar mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menekan angka stunting di Papua walaupun edukasi telah dilakukan dan program keluarga berencana sukses dilaksanakan oleh pihaknya namun terkendala dalam hal geografis dan pandangan masyarakat terhadap program KB di Papua.
“Kami terbengkalai dari sisi geografis dan pandangan masyarakat tentang KB, tapi kami tidak putus asa, kami tetap lakukan program ini demi kesehatan ibu dan anak di Papua dan tentunya pada umumnya sebuah keluarga,” ungkap Brabar.
Dalam menyukseskan agenda Nasional tentang penurunan angka stunting di Indonesia sejak tahun 2016 pihaknya telah membentuk 499 Kampung KB di kabupaten/kota di Papua.
“Kami punya strategi untuk mendukung program nasional, mulai dari kampung-kampung yaitu dengan membentuk Kampung Keluarga Berkualitas, kami sudah bentuk di 499 Kampung, ini sebagai kekuatan kami untuk kita sinergitas dengan profesor-profesor hari ini dalam mendukung BKKBN empat tahun ke depan demi menurunkan angka stunting di Papua,” jelasnya. (*)