JAYAPURA, FP.COM – Menyusul makin meningkatnya laporan karyawan PT. Freeport Indonesia (PTFI) yang terjangkit virus Corona, Pemerintah Kabupaten Mimika telah meminta penutupan sementara operasional perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.
Pihak Pemerintah Provinsi Papua tampaknya merespons positif keinginan yang disampaikan Bupati Mimika Eltinus Omaleng beberapa waktu lalu tersebut.
“Soal permintaan penutupan Freeport dari Pemerintah Mimika, itu tidak ada masalah, nanti kita lihat, paling ekstrim, mereka tidak bisa keluar dari jobsite, baik sehat maupun sakit,” kata Klemen Tinal kepada wartawan di Jayapura, Senin (11/5/2020).
Klemen bermaksud, dengan tetap berada di lokasi perusahaan, karyawan Freeport tidak menjadi carrier (pembawa) dan laju penularan virus dapat terputus.
Ia berharap, dengan adanya alat tes yang didatangkan pihak perusahaan, penanganan secara preventif (pencegahan) segera dilakukan.
“Artinya, yang terdeteksi saat ini segera diisolasi, tidak turun ke Timika agar tidak menyebar. Tetap di Freeport, Kuala Kencana, dipastikan selesai dulu baru mereka bisa keluar, termasuk tetap mengikuti standar sesuai prosedur WHO,” jelasnya lagi.
Semakin meningkatnya angka kasus positif di Papua, di mana telah mencapai 308, menurut Klemen harus dilihat dari bebagai aspek. Katanya, peningkatan tersebut bisa dipicu masifnya penggunaan rapid test.
“Bila penambahan kasus mengurangi jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan, berarti bagus, begitu sebaliknya,” ujarnya.
Pekan depan, rencananya, pihak pemprov akan turun memantau kondisi pandemi Covid-19 di sejumlah wilayah, terutama Mimika, Nabire, Biak dan Wamena.
“Jika tidak ada halangan minggu depan kita akan ke wilayah tersebut untuk melihat kondisi yang ada,” tandas Kleman. FPKontr3