Belajar Program 1000 Hari Pertama Kehidupan dari Tolikara

Yusak Totok (kiri) saat menerima penghargaan dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay

JAYAPURA, FP.COM – Bupati Kabupaten Tolikara Usman Wanimbo menerima penghargaan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat atas komitmennya melakukan pembinaan dan perluasan inovasi cegah stunting di daerah. Penyerahannya diwakili oleh Kepala Perwakilan (BKKBN) Papua Nerius Auparay kepada Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Tolikara Yuzak Totok Krido Saksono. Selain ini, secara individu, Yuzak juga menerima penghargaan juara II atas Inovasi Cegah Stunting melalui Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Read More
iklan

Jika menilik ke belakang tentang Program 1000 HPK di Kabupaten Tolikara, tahun ini masuk tahun kedelapan dalam masa kepemimpinan Usman Wanimbo.  Yuzak Totok kala itu masih menjabat sebagai kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara.

“Jadi, waktu itu (2014), Pak Bupati panggil saya, beliau bilang, saya punya visi misi “Orang pintar dimulai dari ovum”.

“Bisa nggak terjemahkan ini? Delapan bulan harus jalan, tidak jalan, ko sa ganti!” katanya menirukan Bupati Usman.

Saat itu juga Yuzak menjelaskan proses pra nikah sampai melahirkan kepada Usman. Singkat cerita, program pertama 1000 HPK dimulai pada 10 Juni 2014 dan berjalan sampai hari ini.

“Hanya berhenti tahun 2020 karena pandemi,” beber Yuzak.

Salah satu bukti kuat dari berjalannya program ini di Tolikara di mana Posyandu yang dibuka setiap harinya ketika di daerah lain masih sebulan sekali. Gizi ibu hamil pun dipantau sampai melahirkan.  

“Kemarin, waktu saya presentase, saya ditanya bagaimana mencegah stunting ala Tolikara. Jadi, di sana ibu hamil yang datang ke Posyandu langsung ditangani sama dokter dan bidan kita.”

“Intinya, di sana kalau ibu hamil datang ke Posyandu kalau kurang gizi langsung kita tangani, kita push pemberian susu ibu hamil, vitamin dan suplemennya dobel, setelah 2-3 bulan pulih kembali, saat melahirkan pasti tidak stunting,” terangnya.

Di Karubaga, pemberian makanan bergizi dan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak berlangsung di Rumah Gizi dan Posyandu. Namun, dia tak menampik jika keterbatasan jangkaun daerah terisolir di Kabupaten Tolikara adalah tantangan bagi pelayanan kesehatan, tidak semua distrik atau kampung-kampung terlayani secara maksimal.

“Untuk daerah-daerah yang ada program ini dijamin nggak ada stunting, masalahnya ini kan hanya beberapa distrik yang bisa terjangkau, makanya lokus Tolikara juga tinggi karena tidak semua terlayani,” akunya.

Terkait dengan penghargaan yang diterimanya, Totok berujar jika kesuksesan program ini adalah kolaborasi dan komitmen dari pimpinan dan dirinya yang diberikan amanah

“Pak Usman (bupati) yang memutuskan jadi kita dua ini bersinergi, kalau Pak Bupati ndak suruh ya nggak bisa, kalau bupati nggak kasih dana ke kita di dinas kesehatan waktu itu ya pasti barang ini tidak jalan. Begitu pun kalau kita di lapangan nggak jalan, program ini tidak bisa berhasil.”

“Untuk itu, atas nama Bupati Tolikara, saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman BKKBN. Jangan pesimis, program ini tetap kita jalankan, kemudian kan Provinsi Papua ada dana otonomi khusus untuk kesehatan, mungkin BKKBN bisa kerja sama dengan Pemda Tolikara untuk mengalokasikan dana otsus sebagian ke program stunting real,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay mengajak seluruh bupati dan walikota untuk menerapkan program yang berkaitan dengan percepatan penurunan angka stunting sebagaimana yang dilakukan oleh Bupati Tolikara.

“Posyandu di Tolikara ini setiap hari jalan, sementara di tempat lain sebulan sekali, saya pikir ini harus dicontoh oleh yang lain, inilah kolaborasi dan komitmen dari pemerintah daerah yang sangat luar biasa.”

“Saya harapkan ini bisa menjadi motivasi juga inovasi bagi pemerintah daerah di Papua untuk kita sama-sama melihat masalah stunting di Papua ini, dan kita berterima kasih Bapak Bupati punya komitmen terhadap program 1000  Hari Pertama Kehidupan,” pungkas Nerius. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *