JAYAPURA, FP.COM – Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menggelar sosialisasi mekanisme audit kasus stunting bagi tim teknis dan tim pakar di Kota dan Kabupaten Jayapura yang berlangsung pada Rabu 14/09/22 di salah satu hotel di bilangan Padang Bulan Kota Jayapura. Di hari yang sama Sosialisasi serupa juga dilakukan di Kabupaten Yapen dan Waropen. Totalnya, telah ada 10 kabupaten/kota yang menggelar sosialisasi serupa.
“Masih ada 19 kabupaten yang kami akan turun untuk mensosialisasi mekanisme audit stunting ini. Siang ini yang berlangsung Kota dan Kabupaten Jayapura,Kepulauan Yapen dan Waropen. Yang sebelumnya sudah kami laksanakan di Pegunungan Bintang,Yahukimo, Mamberamo Tengah, Tolikara, Biak dan Supiori,” ujar Ferdinand Pallumpak, ketua pelaksana sosialisasi kepada Fokus Papua.
Menurut Ferdinand, kegiatan sosialisasi stunting ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi risiko pada kelompok sasaran berbasis dari sumber data sehingga bisa mencari penyebab terjadinya kasus stunting dan dari itu dapat mengetahui upaya pencegahan dan nantinya bisa menurunkan angka stunting di masing-masing daerah. “Adapun pesertanya itu dari tim teknis dan tim pakar yang ada di dalam tim audit stunting. Dalam tim pakar itu terdiri dari para dokter ahli yang nanti dokter ini yang bisa membantu, mengintervensi tim teknis memberikan rekomendasi terkait percepatan penurunan stunting. Sehingga ini nantinya bisa menjadi bahan masukan kepada pemerintah daerah khususnya bupati dan wakil bupati. Dari hasil rekomendasi itu intervensi apa yang harus dilakukan oleh pengampuh kebijakan dalam menurunkan stunting di daerahnya,” katanya lagi.
Senada dengan Ferdinand, ketua Satgas Stunting Provinsi Papua, Moch Sodiq mengharapkan para tim audit stunting dapat langsung bergerak di lapangan guna menemukan kelompok sasaran yang berisiko stunting baik itu catin (calon pengantin), Ibu hamil, ibu menyusui maupun Balita/Baduta untuk segera diidentifikasi sehingga nantinya dapat dilakukan intervensi.
“Peserta ini tim audit semua, harapannya setelah sosialisasi ini maka segera action mengumpulkan, mengidentifikasi kelompok sasaran dengan endingnya itu menemukan yang terindikasi stunting. Ini nanti yang ditangani oleh pemerintah daerah,” ujar Moh Sodiq.
Lebih lanjut, Moh Sodiq menyebut, intervensi berupa rekomendasi tim audit stunting dapat langsung kepada hal kongkrit seperti pengobatan dan pemberian makanan bergizi pada kelompok sasaran yang terindikasi stunting “Intervensi dalam bentuk konkritnya saja, dalam hal pengobatan kepada anak-anak kita yang terindikasi stunting. Kemudian pemberian makanan yang bergizi seperti itu kira-kira yang bisa dilakukan oleh pemda setempat, jadi harapan kami dari tim audit itu kan ada rekomendasi yang diambil, rekomendasinya diberikan kepada pemerintah daerah untuk penanganan stunting di daerah itu,” pungkas Moh Sodiq. (*)