JAYAPURA, FP.COM – Curah hujan yang tinggi melanda Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura beberapa hari terakhir ini, mengakibatkan beberapa titik tergenang air. Salah satunya di area gedung SMA YPKP Sentani, Kabupaten Jayapura.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Edward Sembiring mengatakan, dari pantauan kondisi air sangat keruh dengan ketinggian sebatas betis orang dewasa. Air juga mengalir deras ke permukaan yang lebih rendah.
“Situasi ini memang menimbulkan kecemasan tersendiri bagi sebagian warga di Kabupaten Jayapura, terutama yang memiliki trauma banjir bandang 2019 silam,” kata Edward di Jayapura, Rabu (24/2/2021).
Meski begitu, Edward menyatakan, secara umum, enam sungai yang berhulu di dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop menunjukkan situasi normal.
“Pemantauan berlangsung di sungai Ibhoy, Taruna, Sereh, Makanuay, Ular, dan Kemiri. Secara umum, enam sungai tersebut menunjukkan debit air yang stabil. Meskipun keruh, namun aliran air tetap normal dan tidak terdapat indikasi penyumbatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemantauan sebelumnya pada empat sungai yakni Makanuay, Taruna, Sereh, dan Ibhoy dilakukan mulai 4 hingga 13 Februari.
“Sungai-sungai tersebut mengalami peningkatan aliran air saat hujan deras dalam waktu 1 – 3 jam. Arus air cukup deras dan keruh, tetap mengalir pada jalur sungai, dan tidak terdapat material berukuran besar yang terbawa,” ujar Edward.
Lanjutnya, tim juga melaporkan terdapat dua titik longsor di Sungai Ibhoy. Titik pertama berjarak 300 meter dari batas kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, sementara titik kedua berjarak 2.500 meter dari batas kawasan.
“Material longsor tidak membentuk bendung alam, meski pada titik longsor pertama terjadi penyempitan badan sungai,” tambahnya.
Edward pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun waspada. Di samping itu, warga diminta jeli membaca tanda-tanda alam sebagai langkah mitigasi paling dini yang bisa dilakukan.
“Ini supaya bisa mengantisipasi segala kemungkinan. Dengan begitu, kita dapat mengurangi dampak kerugian yang mungkin timbul dari keadaan alam,” beber Edward.
Diakuinya, tim akan terus memantau kondisi di lapangan dan melaporkan secara langsung hasilnya melalui media sosial resmi BBKSDA Papua, baik facebook maupun instagram.
“Jadi masyarakat bisa langsung melihat kabar-kabar terbaru, khususnya pemantauan sungai-sungai di Cycloop. Intinya, kita semua saling mendukung, tetap tenang dan waspada,” tutupnya. FPKontr3