JAYAPURA, FP.COM – Panitia Besar Pekan Paralimpiade Nasional (PB Peparnas) XVI Papua akan meluncurkan logo dan maskot Peparnas 2021 di halaman kantor Gubernur Papua pada Jumat (27/11/2020). Agenda ini akan dirangkaikan dengan pengumuman sekaligus launching jingle Peparnas 2021.
Sekretaris Umum PB Peparnas XVI Papua Rivo Manangsang mengatakan, izin keramaian kegiatan sedang dikoordinasikan dengan Polda Papua, dan panitia akan tetap menerapkan protokol kesehatan kepada semua peserta yang hadir.
“Izin kegiatan sedang dikoordinasikan dengan Polda Papua, harapannya kegiatan ini dapat berlangsung, sehingga semua provinsi tahu jika Papua sudah siap menyelenggarakan event olahraga disabilitas itu,” ujar Rivo.
“Pada acara tersebut, kami sekaligus akan umumkan pemenang jingle Peparnas 2021, kalau logo dan mascot, kita pakai pihak ketiga atau swakelola,” sambung Rivo.
Ia mengaku, jika logo, maskot dan tagline, sudah ditetapkan dengan surat keputusan gubernur sehingga sudah sah digunakan. Dalam logo ada dua unsur utama yang dikolaborasikan yaitu honai dan tifa.
“Untuk warna tifa, coklat putih melambangkan jati diri pemerintah, merah putih melambangkan perjuangan masyarakat yang berani dan suci serta hitam putih melambangkan ketegasan adat dan budaya,” kata Rivo.
Rivo menjelaskan, makna logo Honai melambangkan tempat berlindung keluarga, tempat berkumpul masyarakat untuk merencanakan segala kegiatan serta tempat menyelesaikan masalah masyarakat.
Untuk warna yang melekat pada logo honai, kata Rivo, warna biru sebagai kuatan mental spiritual, hijau simbol kesuburan tanah Papua, serta kuning emas kemakmuran dan kekayaan.
Tiga buah tifa melambangkan 3 (tiga) tungku kekuatan, yakni pemerintah, masyarakat dan adat. Tifa itu memiliki warna berbeda. Coklat-putih melambangkan jati diri pemerintah, merah-putih melambangkan perjuangan masyarakat yang berani dan suci, serta hitam-putih melambangkan ketegasan adat dan budaya.
Maskot Peparnas XVI berupa replika sepasang burung diberi nama Hara dan Wara. Kasuari yang punya nama latin casuarius, salah satu jenis burung dalam kelompok casuariidae, dipilih sebagai representasi keunikan satwa Papua dan hutan tropis. Pemilihan kasurai juga sebagai bentuk kepedulian terhadap satwa langka tersebut. Kasuari yang saat ini kurang diperhatikan dan terancam punah, akibat terjadi penurunan populasi buntut dari perburuan secara massif.
Sang maskot juga dilengkapi dengan noken yang menjuntai di bagian lehernya. Noken sendiri diidentifikasi sebagai nilai ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Pada bagian tali noken terdapat lambang International Paralympic Committee (IPC). Kasuari jantan (Hara) dibalut dengan pakaian bewarna hitam, dan Wara identik dengan kostum abu-abu kecokelatan.
Panitia juga sudah menentukan tagline Peparnas XVI, yaitu: Sehati Mencapai Tujuan Ciptakan Prestasi. Tagline ini diambil dari filosofi honai, salah satu rumah adat Papua yang berbentuk melingkar atau bulat yang mempunyai pengertian menjaga kesatuan dan persatuan sebagai kekuatan suku dan komitmen mempertahankan budaya yang telah diwariskan para leluhur demi keberlangsungan hidup.
“Menciptakan karakter manusia yang sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Serta simbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri dari orang atau suku pribumi yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari,” tutur Rivo.
Rivo juga menambahkan, nantinya, bila ada yang ingin menggunakan logo dan maskot, sebisa mungkin berkoordinasi dengan pihak PB Peparnas Papua. FPKontr3