JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua menggelar kegiatan pelatihan implementasi konsep CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability). Kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bidang pariwisata bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) ini berlangsung selama tiga hari dan telah ditutup oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Yimin Weya, Rabu 03/08/2022.
ASN yang mengikuti pelatihan berasal dari Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Ada pula ASN dari lingkungan Dinas Pariwisata Provinsi Papua. Hadir sebagai pemateri, Johny Yulfan, auditor dari Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata PT Chesna yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI. Johny mengatakan, program ini merupakan program dana dekonsentrasi dari dana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang kali ini ditujukan ke para ASN (Aparatur Sipil Negara). Papua sendiri merupakan provinsi ke-empat dari 17 provinsi yang kebagian kegiatan pelatihan ini.
“Tujuannya, setelah mendapatkan pelatihan ini teman-teman aparatur sipil negara yang ada di 17 provinsi dan para ASN di kabupaten/kota dapat menyebarkan informasi ini, memotivasi para pelaku usaha pariwisata agar menerapkan sertifikasi CHSE, agar ada sebuah program pariwisata yang berkelanjutan,” ungkap Johny.
Lebih lanjut, Johny menyebutkan, jika program CHSE ini dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk membangkitkan sektor pariwisata pasca pandemik Covid-19.
“CHSE ini terdiri dari konsep kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan, karena 4 unsur ini kemarin di masa pandemik cukup membuat kita kelabakan dan walaupun sekarang kondisi dari pandemik ini sudah cukup terkontrol namun dengan praktek CHSE yang baik ini kita akan lebih siap untuk menghadapi hal-hal apapun yang tidak kita inginkan sehingga ada sustanability dari pada program kepariwisataan yang ada di Indonesia,” tambahnya.
Sertifikasi CHSE ini sendiri sudah berlaku sejak di terbitkannya Permenparekraf nomor 13 tahun 2020. Bahkan, pada tahun 2020 dan 2021 Kementerian Pariwisata telah melakukan program sertifikasi tanpa biaya untuk para pelaku pariwisata di seluruh Indonesia di mana salah satunya ada di Papua.
“Kalau di Papua data khususnya saya tidak terlalu kuasai, akan tetapi kalau tidak salah ada puluhan usaha pariwisata yang sudah tersertifikasi namun pada saat itu masih menggunakan sertifikasi CHSE yang versi lama berdasarkan Permenparekraf nomor 13 tahun 2020 dan Desember 2021 sudah dilaunching skema sertifikasi baru yaitu SNI 9042:2021 CHSE. Diharapkan, teman-teman yang sudah tersertifikasi versi lama dapat segera upgrade ke versi baru,” tambahnya.
Salah satu perwakilan peserta, Batseba Mano mengapresiasi kegiatan ini dan mengharapkan adanya kolaborasi informasi kepada para pelaku usaha perhotelan di Kota Jayapura
“Pertama saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. kota Jayapura sebagai kota jasa, perdagangan dan jasa usaha di bagian pariwisata kalau mau dilihat, banyak hotel-hotel bintang di sini tapi mungkin mereka belum memahami tentang aturan-aturan pendirian usaha pariwisata itu sendiri. Di Kota Jayapura khusus untuk di Perizinan Satu Pintu memang ada beberapa pelaku usaha perhotelan yang mengurus izin tapi mereka belum memahami tentang CHSE ini. Kota Jayapura ini merupakan pintu masuk bagi para investor sehingga Kegiatan ini jangan sampai disini untuk kita ASN saja tapi juga kepada para pelaku usaha pariwisata dan perhotelan,” ulas Kasub Bidang Perizin Hupar (Perhubungan Pariwisata) DPMPTSP Kota Jayapura ini.
Batseba juga mendorong adanya kemasan pariwisata di Papua berdasarkan kearifan lokal yang modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai wadah penyampaian informasi pembangunan di Papua sehingga membuka peluang bagi para pelaku usaha pariwisata maupun minat para wisatawan berkunjung ke Papua.
“Kalau bisa, ada animasi kebudayaan. Contoh di Kota Jayapura ada 5 wilayah adat, itu dibuat animasinya tentang masyarakatnya dan juga destinasi yang ada di wilayah itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Yimin Weya mengatakan, pelatihan ini sangat penting karena memberikan pengetahuan bagi para ASN terkait konsep CHSE sehingga para peserta diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pelaku pariwisata di daerah masing-masing.
“Ini sangat penting bagi kita dalam membangun pariwisata yang bersih, sehat, aman dan berkelanjutan dalam rangka untuk memajukan industri Pariwisata di Tanah Papua, sehingga apa yang didapat hari ini bisa dilaksanakan di masing-masing daerah,” pungkas Weya. (*)