JAYAPURA, FP.COM – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Papua memperkirakan kebutuhan uang tunai meningkat 13,63 persen atau sebesar Rp139 milyar disebabkan putusnya jaringan internet atau komunikasi data di wilayah Jayapura dan sekitarnya sejak 30 April 2021.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga mengatakan, transaksi e-commerce yang biasanya dilakukan melalui jaringan internet seperti mobile banking dan electronic data capture (EDC) tidak dapat digunakan, pada saat ini dilakukan secara manual dan pembayaran melalui transfer.
“Namun, seluruh ATM beroperasi normal meski awalnya terdapat kurang lebih 5 persen ATM di Jayapura dan sekitarnya mengalami kendala jaringan. Untuk layanan counter/teller perbankan, seluruhya beroperasi normal, tidak ada kantor yang tutup. Demikian juga untuk layanan SKNBI dan RTGS tetap beroperasi normal,” jelas Naek.
Menyoal dampak putusnya jaringan internet terhadap perekonomian Papua triwulan II tahun 2021, Naek menyebut, tidak berpengaruh lantaran konsumsi masyarakat masih berjalan seperti biasanya.
“Asal tidak berlarut-larut karena masih dicover melalui ATM dan counter/teller. Berbeda kalau bencana alam, itu pasti mempengaruhi perekonomian,” ucap Naek.
BI optimis pertumbuhan ekonomi Papua dengan tambang pada triwulan II tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,28 persen.
“Karena siklus yang dilakukan oleh PT Freeport cukup menjanjikan terutama semakin optimalnya tambang bawah tanah. Dan permintaan dari luar negeri terhadap produk perusahaan tambang tersebut seperti tembaga, dan pasaran emas juga cukup bagus mengakibatkan perekonomian Papua tumbuh lebih baik,” kata Naek.
Dalam mendorong pemulihan ekonomi, BI telah melakukan pemetaan terhadap sektor aman dan produktif yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dan pelaku usaha.
Sektor utama dengan risiko penyebaran yang rendah dan dampak tinggi terhadap perekonomian antara lain pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian serta administrasi pemerintah.
“Kedepan, perekonomian Papua diprakirakan dapat terus tumbuh positif dengan pemulihan pada sektor non tambang yang didukung oleh proses vaksinasi yang terus berjalan serta pembukaan sektor produktif dan aman,” ucapnya. (FPKontr1)