ABEPURA, FP.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) menggelar kegiatan bertajuk pengabdian masyarakat secara serentak di lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan di 30 provinsi di Indonesia pada Sabtu, 5 Februari 2022.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Kemenkumham, Asosiasi Rumah sakit TNI-Polri, YHKI, Koseindo dan komponen masyarakat lain. Kegiatan ini serentak dilaksanakan pada Sabtu, 5-02-2022.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Papua yang turut ambil bagian memilih Lembaga Pemasyarakatan(Lapas) Kelas IIA Abepura. Namun, berhubung di hari yang sama bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Pekabaran Injil ke-167 di Tanah Papua maka kegiatan baru bisa dimulai pada pukul 11.30.
Selain Kepala BKKBN Perwakilan Papua Nerius Auparay, turut hadir Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN RI dr. Fahruddin Kepala Rumah sakit Tingkat III Bhayangkara Kompol dokter Dedet Stevano, Kepala Rumah Sakit Marthen Indey, Kolonel Ckm dr. M. Muad Marzuki, dan Kepala Lapas Abepura Sulistyo Wibowo.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti penyuluhan kesehatan reproduksi, pengobatan massal dan pelaksanaan vaksinasi bagi warga binaan lapas.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay kepada awak media mengatakan, pentingnya pendekatan pelayanan kepada masyarakat termasuk warga binaan di lapas/rutan sebagai bagian dari warga negara yang memiliki hak terhadap pelayanan kesehatan.
“Kami ingin mendekatkan pelayanan ke masyarakat terutama warga binaan Lapas Abepura, mudah-mudahan apa yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi mereka, bahwa ternyata bukan masyarakat yang di luar saja yang bisa dilayani namun mereka yang di dalam ini juga punya hak yang sama sebagai warga negara,” ujarnya.
Kalapas Abepura Sulistyo Wibowo menyatakan, kegiatan ini merupakan kerinduannya bagi pemenuhan kesehatan warga binaannya,
“Saya baru tugas Desember di sini, dan waktu saya tanya untuk vaksin memang banyak yang belum, ya mungkin ini jawaban,” ujar mantan Kalapas Kelas IIA Manado ini.
Ia menjelaskan, walaupun sebelumnya Lapas belum mendapat layanan vaksinasi namun prosedur selama pandemi Covid-19 di wilayah kerjanya dijalankan sesuai protap yang berlaku.
“Di sini ada narapidana dan tahanan, kalau yang tahanan itu titipan dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan jadi kami tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk mereka yang baru masuk ke sini. Tahanan harus melengkapi hasil rapid test atau pun PCR, kemudian narapidana yang masuk ke sini akan kami isolasi dan setiap hari kami laporkan ke pimpinan. Bersyukur, sampai pagi ini belum ada tahanan di sini yang terkonfirmasi positif, saya pastikan di sini aman,” katanya meyakinkan.
Dari 671 warga binaanya, ternyata hanya sebagian kecil yang bersedia divaksin. “Di sini kami tidak memaksa menjadi sebuah keharusan tapi kami mengedukasi bahwa tujuan vaksin itu baik,” jelas Sulistyo.
Untuk vaksinasi ini, pihak kepolisian dalam hal ini Rumah Sakit Bhayangkara menurunkan 10 tenaga vaksinator dengan bekal 60 dosis vaksin.
“Ini merupakan kerja sama antar institusi, jadi kami mensupport di sini dalam bentuk vaksin dengan 10 tenaga vaksinator dari Bidokkes dan rumah sakit Bhayangkara Jayapura. Yang mendaftar 49 tadi ada tambahan tiga jadi 52, kami screening dulu, tapi untuk keseluruhan yang kami bawa ada 60 dosis,” beber dr. Dedet, Karumkit RS Bhayangkara Jayapura.
Salah seorang warga binaan yang enggan disebutkan namanya mengaku senang bisa mendapatkan pelayanan pengobatan dan juga vaksinasi.
“Vaksinasi hari ini sangat bermanfaat, nanti keluar dari sini rencana saya berangkat pulang ke kampung. Jadi saya vaksin hari ini supaya ada jaminan untuk saya bisa berangkat, karena kan sekarang itu syarat, jadi tidak usah cari-cari lagi, dan juga dengan ini kami ikut serta dalam membantu pencegahan Covid-19,” katanya.
Mayoritas warga binaan lebih memilih mengikuti pengobatan massal yang dilakukan dari pihak Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura. Meski begitu, para petugas di bawah komando Kepala Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura Kolonel Ckm dr. M. Muad Marzuki tetap mensosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19.
Muad Marzuki mengatakan, pentingnya edukasi bagi setiap warga binaan lapas. “Vaksin ini harus memberikan kesadaran pribadi kepada mereka yang di sini. Contohnya, tadi ada yang tanya, vaksin itu apa? Artinya, yang bersangkutan belum paham benar apa itu vaksin, gunanya apa.”
“Harapan kita, kehadiran kita di sini untuk mengedukasi mereka, memberikan pemahaman baru, cakrawala berpikir yang baru dengan kekurangan dan kelebihan mereka dengan background segala macam, dan itu butuh pendekatan khusus dan juga pihak lapas sendiri sudah menumbuhkan kesadaran mereka di sini, ini tidak dipaksa, namun kita edukasi vaksin itu perlu, yang penting tadi itu edukasi bahwa vaksin itu penting dan mereka disini jangan cepat termakan dengan informasi hoax tentang vaksin itu sendiri,” jelasnya. (*)