YANSU, FP.COM – Pada peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional, 9 Agustus 2024, puluhan tokoh adat Suku Klisi berkumpul di Kampung Yansu untuk menghadiri Menoken Mambesak.
Acara yang diselenggarakan oleh Samdhana Institute ini menjadi wadah bagi masyarakat adat untuk memperkuat identitas, ekonomi, dan semangat gotong royong.
Abdon Nababan, perwakilan Samdhana Institute, mengingatkan pentingnya tiga hak dasar masyarakat adat, yaitu hak atas tanah, budaya, dan hak untuk menentukan nasib sendiri. Ia juga menekankan pentingnya peran pengurus adat dalam mensejahterakan masyarakat.
Menoken Mambesak menjadi ajang silaturahmi dan diskusi mengenai berbagai isu yang dihadapi masyarakat adat.
Senada dengan Abdon, Isai Samon, mantan kepala kampung periode 1985 – 2006 menekankan pentingnya membangun ekonomi masyarakat adat.
“Kami butuh dukungan untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Adat Suku, Dorteis Udam, mengajak masyarakat untuk kembali menggiatkan pertanian dan membeli hasil kebun masyarakat setempat.
Agustina Klemen, mewakili tokoh perempuan, sepakat bahwa menjaga identitas dan kesejahteraan masyarakat adat merupakan tanggung jawab bersama.
Mereka juga menekankan pentingnya gotong royong dan kerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan, seperti masalah ekonomi dan pemasaran produk lokal.
“Kami di sini punya coklat, vanili dan labu siam, tapi kendala di pemasaran”, ujar Agustina.
Menurutnya, permasalahan ini menjadi tantangan bersama yang perlu segera dicari solusinya.
Acara ditutup dengan aksi penanaman bibit pohon, simbol komitmen masyarakat adat untuk menjaga kelestarian lingkungan. (*)