Olahan Hay dan Silase, Solusi untuk Kelangkaan Pakan Ternak, kini Dipraktikkan di Wisiten

Sosialisasi yang berlangsung di dusun Wisiten,Arsopura distrik Skanto. Rabu (13/9)

SKANTO, FP.COM – Dinas Pertanian Kabupaten Keerom menggelar sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Limbah Jagung untuk pakan ternak di dusun Wisiten Arsopura, Rabu (13/9). Kegiatan ini melibatkan empat kelompok peternak. Mereka berasal dari Waisamba Seafen 42 (1 kelompok), Embot (1 kelompok) dan Wisiten (2 kelompok).

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Wagino, ketika dihubungi awak Fokus Papua, Kamis (14/9) mengatakan, maksud bimtek ini sebagai solusi kelangkaan pakan dan juga pemanfaatan limbah pertanian. Dalam hal ini, pihaknya memperkenalkan pakan yang berasal dari limbah pertanian yaitu hijauan kering (hay) dan awetan hijauan (silase).

Read More
iklan

“Limbah pertanian seperti limbah jagung ternyata juga dapat dimanfaatkan kembali menjadi pakan ternak berkualitas yang murah. Limbah tersebut merupakan bagian tanaman jagung yang tidak dimanfaatkan, seperti jerami. Jika tidak diolah menjadi pakan ternak, kemungkinan besar limbah tersebut hanya berakhir sebagai sampah.”

Ia menjelaskan, limbah tanaman jagung diolah menjadi pakan ternak dengan menggunakan teknologi pengolahan pakan ternak. Teknologi tersebut mampu membuat limbah menjadi berkualitas dan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama.

“Saat ini, terdapat tiga jenis sumber pakan yang dikenal, yaitu hijauan kering (hay), penambahan urea (amoniasi) dan awetan hijauan (silase).”

“Di Wisiten, yang kami praktikkan hay dan silase, juga fermentasi,” ujar Wagino.

Sebagai upaya tindak lanjut, dinas akan melakukan pendampingan secara berkelanjutan pada setiap prosesnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keerom Rasdi Siswoyo mengungkap jika peternakan dan pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian kampung. Apalagi, kedua sektor ini merupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat Keerom. Dengan begitu, kegiatan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peternak di wilayah Skanto.

“Dampak positif dari pembuatan silase adalah ketersedian pakan ternak yang stabil sepanjang tahun. Tidak hanya menjaga kesehatan ternak saja, bahkan di tengah musim kemarau, tetapi juga mendukung peningkatan pengetahuan dalam aspek-aspek manajemen ternak,” terang Rasdi. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *