Pemkab Bayar Hutang dari Gelaran Festival Budaya Keerom dan Tunjangan Guru

Bupati Keerom Piter Gusbager Menyelesaikan Hutang Gelaran Festival Budaya Keerom medio 2023 dengan Menyerahkan uang kepada pelaku UMKM dalam bentuk Buku Tabungan yang berlangsung Jumat sore (7/6)

KEEROM, FP.COM – Bupati Keerom Piter Gusbager telah menyelesaikan pembayaran hutang kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada gelaran Festival Budaya Keerom medio November 2023. Pembayaran dikemas dalam sebuah acara yang dilangsungkan di kantor bupati, Arso, Jumat (7/6).

Pembayaran dilakukan secara simbolis dengan penyerahan buku tabungan kepada 14 pelaku UMKM dari total keseluruhan 68 orang. Jumlah dana yang dibayarkan sore kemarin sebesar Rp. 68.300.000,-( enam puluh delapan juta tiga ratus ribu rupiah) dari total keseluruhan Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah)

Read More
iklan

“Yang belum hadir hari ini nanti tinggal diterima lewat rekening,”ujar Bupati Gusbager.

Penyerahan uang senilai Rp. 107.000.000 kepada Vendor

Berikutnya, Bupati juga membayar hutang tenda kepada vendor Telaga Wangi senilai 107.000.000 (seratus tujuh juta rupiah). Disusul kemudian dengan pembayaran tunjangan guru.

Tunjangan guru yang dibayar terdiri dari tunjangan khusus, sertifikasi dan carry over. Carry over adalah tunjangan kekurangan pembayaran pada tahun 2023. Nilai keseluruhan tunjangan tersebut yakni Rp. 4.239.170.000 (empat miliar dua ratus tiga puluh sembilan juta seratus tujuh puluh ribu rupiah).

Bijak Bermedia Sosial

Pada kesempatan itu, Bupati Gusbager kembali menegaskan keseriusannya membenahi Kabupaten Keerom.

Dia pun meminta masyarakat bijak dalam bersosial media. Menurut Gusbager media sosial dalam penggunaannya jika tidak bijaksana akan menimbulkan kegaduhan.

“Saya bekerja untuk harkat,martabat dan jati diri orang Keerom. Saya minta hentikan ujaran kebencian, berita hoax, berhenti yang membuat keresahan di tengah masyarakat, berhenti!,” tegasnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat agar senantiasa hidup berpegang pada kasih, kebaikan, keadilan dan kebenaran. Dia menekankan media sosial bukanlah tempat menebar benih perpecahan.

“Jangan menebarkan benih-benih perpecahan, menghasut sana sini. Keerom ada di tangan kita sama-sama. Keerom mau jadi baik mau jadi seperti apa itu ada di tangan kita. Jangan sampai Ibu Keerom ini susah, sedih dia tidak bisa mengurus anak-anaknya. Mari kita sama-sama bersatu mengurus Ibu Keerom menjadi aman,damai, adil makmur merata untuk kita semua. Kita terus membenahi Keerom,” pungkas Gusbager. (Ai)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *