JAYAPURA, FP.COM – Nasib Persipura Jayapura sedang di ujung tanduk. Laga terakhirnya menghadapi Persita Tangerang, Kamis (30/02/22), di pekan ke-34 BRI Liga 1 Indonesia musim 2021-2022 akan menentukan eksistensi raksasa dari timur ini di kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional.
Jika ditarik lagi ke belakang, semestinya tiga hingga empat pekan sudah jantung pendukung Persipura dipaksa berdenyut lebih kencang. Setiap pertandingan ibarat final. Kemenangan menjadi harga mati anak asuh Alfredo Vera. Seri, apalagi kalah alamat kiamat.
Sejauh ini, Tinus Pae dan kawan-kawan berhasil menjaga harapan. Sembilan poin dari tiga laga beruntun disapu bersih, sesuatu yang amat sulit dilakukan di musim ini. Bhayangkara FC disikat 2-1, PSS Sleman dipermak 4-2 dan yang terakhir mengganyang PSIS Semarang 4-0.
Walaupun terhitung telat, Persipura seperti sedang menemukan jati dirinya. Hal yang juga diamini Vera usai pertandingan melawan PSIS Semarang (24/03/2024).
“Dari awal proses kami memainkan beberapa pertandingan selalu ada gangguan seperti beberapa pemain terpapar Covid-19, ada beberapa pemain yang cedera, kita dari jauh (Papua) datang ke Bali harus adaptasi lagi yang berdampak kita tidak latihan dan harus kita kumpul lagi,” ujar Alfredo Vera
Pelatih berpaspor Argentina ini melanjutkan, kini sudah ada chemistry antara pemain dan hal ini terlihat mulai dari beberapa pertandingan terakhir.
Meskipun optimis, secara matematis, kemenangan atas Persita nanti tak otomatis menyelamatkan Persipura dari ancaman degradasi. Persipura butuh bantuan Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua tim ini akan diharapkan mampu menjegal dua saingan Persipura, PSS Sleman dan Barito Putera.
Persipura saat ini berada di posisi 16 klasemen sementara dengan memiliki 33 poin dari 33 pertandingan. Sementara, kompetitornya, PSS dan Barito berada di posisi 14 dan 15, masing-masing dengan poin 36 dan 35.
Harapan Persipura boleh sedikit menipis sebab Persib Bandung tidak lagi punya ambisi merebut titel juara yang sudah dikunci Bali United. Demikian pun Persija yang sudah aman di papan klasemen.
Dengan situasi ini, hal yang paling dibutuhkan Mutiara Hitam saat ini adalah doa dan semangat. Dan dukungan seperti ini sedang mengalir, termasuk yang datang dari salah satu legenda sepak bola Papua, Herman Pulalo. Herman adalah bek tim nasional Indonesia era lawas. Pria asal Sentani ini membela panji Merah Putih dari tahun 1996 hingga 1998.
“Mudah-mudahan Persipura tetap di Liga 1 karena harapan kita sebagai putra Papua sangat mengharapkan tetap ada Persipura sebagai tim dari Papua untuk liga 1 Indonesia,” tulis mantan pemain Semen Pasang ini lewat pesan WhatsApp, kemarin.
“Tetap semangat tim Persipura, kita semua mendoakan yang terbaik untuk Persipura,” tutup Herman. (*)