JAYAPURA, FP.COM – Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Ahmad Kholisun mengatakan Perum Bulog memiliki fungsi menjaga ketersediaan pangan, menjaga stabilitas harga dan menjaga keterjangkauan harga beras oleh masyarakat.
Untuk menjaga ketersediaan beras dan menjaga stabilisasi harga di tingkat produsen, kata Ahmad, Perum Bulog harus menyerap hasil produksi petani dalam negeri.
“Kalau kita menyerap beras dari petani, maka harga yang tadinya mau anjlok di petani bisa kembali membaik, demikian juga pada saat orang butuh beras, kalau permintaan di pasar naik, karena kita punya stok, kita gelontorkan maka harga terjaga, dan masyarakat dapat memperoleh beras dengan harga terjangkau,” terang Ahmad, Jumat (4/9/2020).
“Jadi dari sisi produsen kita jaga supaya harga tidak turun, dari konsumen kita jaga supaya harga tidak tinggi,” lanjutnya.
Sementara itu, stok beras saat ini di Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat sebanyak 28.000 ton dengan kebutuhan rata-rata per bulan 9.000-10.000 ton.
Ahmad menyebut stok cadangan beras pemerintah (CBP) tersebut cukup untuk tiga bulan ke depan. Sementara, sedang dalam perjalanan sebanyak 8.000 ton.
Selain beras Public Service Obligation (PSO), Perum Bulog juga menyediakan beras komersil. Stok beras komersil saat ini, ucap Ahmad, sebanyak 866 ton.
“Stok beras komersil kita sesuaikan permintaan. Sementara, stok 866 ton itu sudah ada pasarnya, tinggal didistribusikan,” jelasnya. (FPKontr1)