JAYAPURA, FP.COM – Pihak kepolisian masih mendalami berbagai keterangan saksi yang dinilai terlibat dalam kasus pembunuhan salah satu staf Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Yahukimo, Hendry Jovinski.
Menurut Kepala Kepolisian Daerah Papua (Kapolda Papua) Irjen Pol. Paulus Waterpauw, kepolisian masih meragukan keterangan saksi yang telah diperoleh. Maka dari itu, polisi hingga saat ini masih mengumpulkan berbagai keterangan tambahan dari saksi, agar tak ada dugaan fakta-fakta lain yang coba disembunyikan.
“Kasus ini menarik, pasalnya korban (HJ) merupakan orang yang memegang data untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Yahukimo tahun 2020 mendatang, dan mengapa hanya korban sendiri yang dieksekusi dalam peristiwa tersebut?,” ungkap Paulus Waterpauw di Mapolda Papua, Selasa (18/8/2020).
Korban HJ tewas saat menemani rekannya (saksi) mengantarkan obat untuk istri rekannya itu. Naas, di perjalanan, korban dan rekannya dihadang lalu diserang oleh orang tak dikenal (OTK) hingga merenggut nyawa korban. Sermentara, rekannya berhasil meloloskan diri.
Selain berbagai keterangan saksi yang masih dianggap janggal, polisi juga menemukan fakta baru yang tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan sebelumnya. Dalam keterangan tersebut, saksi menyebut istrinya sedang sakit, sedangkan setelah dilakukan penyelidikan dan pendalaman keterangan, ternyata istri saksi tidak sakit.
“Saksi ini yang meminta korban untuk menemani mengantarkan obat ke istrinya. Lalu mengapa saat kejadian penyerangan tersebut, saksi malah pergi meninggalkan korban, ini kan membuat sebuah alibi baru yang patut dicurigai,” tambah Waterpauw. (Ray)