ABEPURA, FP.COM- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua menggelar pelatihan bertajuk Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner di Destinasi Pariwisata di salah satu hotel di bilangan Abepura. Dibuka sejak 1 Desember, kegiatan ini dijadwalkan berakhir hari ini, Jumat (3/12/21).
Ujar Napar Yoman, ketua panitia, pelatihan ini dihadiri mama-mama pengelola tempat wisata di Kota Jayapura. Tujuannya untuk mendorong munculnya inovasi dan kreativitas kuliner para pelaku usaha di destinasi-destinasi wisata, seperti bagaimana menyiapkan sajian makanan yang sehat, bersih dan berkualitas bagi wisatawan. Di samping itu, pelaku usaha juga dapat mengendalikan biaya dan mengelola keuangan.
Yoman menjelaskan, kuliner sebagai salah satu sub industri kepariwisataan memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian masyarakat, sehingga dibutuhkan keterampilan individu dalam mengolah makanan tersebut dengan menjaga kualitas produk dan kebersihannya untuk memberikan pilihan dan ekspektasi kepada konsumen.
“Kuliner ini salah satu daya tarik atau tujuan orang berwisata juga, sehingga higienitas ini sangat penting sekali karena baik wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara datang ke Papua dan ke Jayapura secara khusus, itu mereka juga melihat sajian-sajian kuliner yang bersih, mulai dari peralatan hingga penyajiannya. Kalau makanannya enak, penyajiannya sesuai dengan standar kebersihan, pasti banyak wisatawan yang akan kembali lagi ke tempat wisata itu,” jelasnya.
“Pesertanya ada 40 orang,” sambung Yoman yang sehari-hari duduk sebagai Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata, Rabu, (1/12/21).
Di hari pertama, mama-mama ini dibimbing oleh mentor Arianto, Chief Accounting Hotel Yasmin Jayapura, yang membawakan materi pengelolaan keuangan untuk keberlanjutan usaha sajian kuliner di destinasi pariwisata.
Di hari berikut, Yuli Sri Rahayu, dietisien dari Rumah Sakit Umum Daerah Abepura membawakan materi terkait hygiene dan sanitasi kuliner.
“Pada saat batuk atau bersin sebaiknya menjauhi makanan, tidak menyisir rambut saat mengolah makanan dan untuk menghindari pencemaran makanan. Penting sekali kita menggunakan celemek, menggunakan penutup rambut, alas kaki untuk menghindarkan kita dari kecelakaan saat bekerja.”
Sri juga mengingatkan menjaga perilaku dalam mengelola makanan.
“Dalam menyajikan makanan harus fokus, jangan sambil makan, jangan sambil melamun, jangan sambil mengobrol, karena itu aktivitas kita yang bisa menimbulkan pencemaran, selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah masak ataupun keluar dari toilet atau jamban,” lanjutnya.
Yulince Tiris penjual kelapa muda di skyland sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini.
“Materinya bagus dan bermanfaat, kita belajar bagaimana melayani tamu yang baik, bagaimana cara penyajiannya,” aku Mama Yulince.
Begitu pun dengan pengelolaan keuangan yang sangat berbeda dengan lazinya mereka lakukan.
“Biasanya (pendapatan) kami pakai habis bagi dua, ada yang taruh untuk modal putar lagi dan ada yang untuk perbaikan-perbaikan kami punya fasilitas di lokasi wisata,” ungkapnya.
Peserta lainnya, pengelola pndok wisata di kampung Kayu Pulo, Violeta Youwe, berterima kasih atas bimbingan ini. Ia berharap terus mendapatkan pendampingan kepada para pelaku usaha wisata.
“Supaya dinas bisa melihat juga apa yang terjadi di tempat kami secara langsung dan dinas bisa memberikan masukan-masukan kepada kami kalau ada kekurangan di bagian mana, supaya apa yang menjadi kendala bisa diselesaikan,” katanya. (*)