JAYAPURA, FP.COM – Ujaran rasis terjadi lagi. Ironisnya, kembali diduga keluar dari mulut seorang tenaga pengajar di sebuah sekolah menengah pertama swasta di Sentani, Kabupaten Jayapura yang berbuntut pada aksi demonstrasi dan pemalangan sekolah oleh para siswa yang kecewa.
Christian Sohilait, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua meminta agar para guru lebih berhati-hati dalam berucap, apalagi menjelang ujian akhir sekolah.
“Sebenarnya saya kira tidak perlu ada himbauan kepada para guru, konflik akibat penghinaan seperti ini sudah pernah terjadi, jadi hati-hati dalam berucap, baik lisan maupun tulisan, karena dampaknya bisa fatal,” kata Sohilait, Senin (9/3/2020).
Ia menyebut, oknum guru yang diduga melakukan ujaran penghinaan sudah diamankan di Polres Kabupaten Jayapura, guna diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Soal pemalangan sekolah, ia kurang paham, mengapa jadi melebar, karena menurutnya sudah ada perdamaian antara oknum guru sebagai pelaku dan para siswa. “Saya tidak tahu, apakah ada (pihak) yang mendorong (pemalangan) itu,” akunya,
Sohilait telah meminta pihak yayasan untuk menyampaikan kronologi lengkap terkait perkataan yang dilontarkan oknum guru itu.
Dia berharap, warga Kabupaten Jayapura bahkan seluruh Papua tak memperkeruh situasi dengan komentar-komentar yang dapat memicu konflik.
“Sebab saya pikir Papua pernah punya pengalaman buruk karena kasus rasisme, jadi saya juga minta media berhati-hati dalam pemberitaan, jangan membuat situasi malah memanas,” pintanya.FPKontr3