JAYAPURA, FP.COM – Misi Persija Jakarta untuk berpesta di rumahnya tampak bakal berjalan mulus. Sekalipun Gelandang pengangkut air milik Persipura, Marwal Iskandar, terlebih dahulu mengancam lewat shoot on goal, namun klub berjuluk macan kemayoran itu justru mampu mencetak gol pembuka. Hanya delapan menit setelah wasit Purwanto meniup peluit kick off, sebuah umpan manis dari Fatecha diselesaikan dengan sempurna oleh Agus Indra.
Namun, hanya berselang tujuh menit, Persipura bangkit. Wonderkid Mutiara Hitam, Boaz Solossa, membungkam para supporter Persija yang mendominasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. Boaz yang berada di kotak penalti lawan berhasil menyambar tendangan melebar dari Christian Worabay, dan menaklukkan kiper Hendro Kartiko.
Selanjutnya, jual beli serangan diperagakan kedua tim, hingga membuat suporter kedua kubu harus menahan napas, setiap kali tim lawan memasuki wilayah pertahanan timnya. Tapi, tak ada lagi gol tambahan Skor 1-1 mengakhiri babak pertama Final Liga Indonesia 2005, tepat 15 tahun lalu itu.
Di awal babak kedua, Rahmad Darmawan memasukkan gelandang muda Ian Luis kabes, menggantikan seniornya, Ridwan Bauw. Sebaliknya, pelatih Persija Arcan Iuri melakukan eksperimen. Ia menarik sang pencetak gol, Agus Indra, dan memasukkan gelandang kawakan, Francis Wawengkang. Francis ditugaskan menopang Lorenzo Cabanas untuk menyuplai bola ke duet penyerang, Roger Batoum dan Fatecha. Tapi Francis tampil melebihi ekspektasi, pemain asal Sulawesi Utara tersebut justru membuat pendukung Persija bersorak setelah mencetak gol di menit 54’. Memanfaatkan umpan silang Batoum, Francis melepaskan tendangan voli yang membobol gawang rekan sedaerahnya, Jendry Pitoy.
Memasuki pertengahan babak kedua, anak-anak Persipura mulai kelelahan, hal yang sama mendera para pemain Persija. Alhasil, serangan kedua kubu mengendur. Di tengah situasi itu, pelatih Rahmad Darmawan mengambil keputusan penting. Ia memasukkan wonderkid lainnya, Korinus Fingkrew, menit 70’.
Pertandingan hanya menyisakan 10 menit waktu normal, dan warga Ibukota bersiap merayakan pesta ketika Persipura memperoleh peluang dari sepak pojok. Edward Ivakdalam yang empunya tugas kemudian mengirim sebuah umpan lambung ke kotak penalti. Korinus yang bertarung di udara dengan pemain belakang Persija berhasil unggul, ia menyundul bola dan menjebol gawang Hendro Kartiko.
Tak pelak, skor imbang itu kembali membuat suasana tegang. Tim Persipura nampak terlecut, harapan yang tadinya hampir sirna, kini berseri. Namun, Persija pun tak mau malu di hadapan publiknya. Sekuat tenaga, mereka bertahan dari ancaman Victor Sergio, Korinus, Erick Mabenga, dan Ian Kabes. Skor 2-2 mengakhiri waktu normal.
Laga kemudian dilanjutkan ke babak tambahan dengan sistem silver gol. Dan, drama ketika Manchester United merebut gelar Liga Campions tahun 1999 di Camp Nou seperti kembali tersaji di SUGBK. Jika Manchester memastikan dua gol kemenangan lewat dua supersub, Ole Gunnar Solksjaer dan Teddy Sheringham, maka Persipura punya dua pemain pengganti, Korinus dan Ian kabes. Sang maestro, Kaka Edu, bak David Beckham malam itu. Umpannya dari situasi tendangan sudut kembali dimanfaatkan oleh Ian Kabes untuk membawa Persipura unggul 3-2 di menit 101’. Hingga berakhirnya 15 menit pertama babak tambahan, tak ada lagi gol tercipta, sekaligus memastikan gelar juara pertama bagi Persipura di kancah Liga Indonesia.
Susunan pemain, Persipura: Jendri Pitoy; Jack Komboy, Mauly Lessy, Victor Igbonefo; Marwal Iskandar, Eduard Ivakdalam, Christian Warobay, Christian Lenglolo (Victor Sergio), Ridwan Bauw (Ian Louis Kabes); Boaz Solossa (Korinus Fingkreuw), Erick Mabenga. Pelatih: Rachmad Darmawan. Persija: Hendro Kartiko; Hamka Hamzah, Charis Yulianto, Ortizan Solossa, Ismed Sofyan; Agus Indra (Francis Wewengkang), Jaldecir dos Santos, Lorenzo Cabanas (Mulki Hakim 80′), Aris Indarto; Batoum Roger, Fatecha. Pelatih: Arcan Iurie. (Ray)