JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua tahun lalu telah mengusulkan 10 karya budaya takbenda Papua untuk masuk dalam sidang penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTb) 2022.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pelestarian Budaya Jeremias Koridama menyatakan, 10 karya itu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda bersama 200 karya lainnya dari 32 provinsi. Penetapannya berdasarkan SK Nomor 414/P/2022 Mendikbudristek tentang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2022.
“Penyerahan sertifikat WBTb dilaksanakan di Jakarta, Desember lalu,” ujar Koridama kepada awak Fokus Papua saat ditemui di ruang kerjanya pekan lalu (Selasa,21/2/23)
Penetapan WBTb menurutnya bukanlah akhir dari sebuah proses, justru dengan penetapan tersebut harus menjadi pemantik semangat dan tindak lanjut dalam pemajuan kebudayaan termasuk komitmen bersama dari seluruh pihak dalam pelestarian kebudayaan untuk kemaslahatan hidup para pemilik budaya.
“Diharapkan, pemerintah kabupaten/kota pemilik budaya itu wajib melestarikan dengan melakukan hal-hal berkaitan dengan tindakan penyelamatan, ini afirmasi supaya barang-barang ini tidak hilang.”
Pihak provinsi juga telah merencanakan malam penghargaan kepada kabupaten/kota pemilik warisan tadi.
“WBTb ini bisa dibuat atau dipajang di kantor pemerintah atau swasta, café, restoran hingga sekolah untuk jadi bahan pelajaran. Poinnya adalah pemanfaatan nilai budaya itu untuk keberlangsungan hidup orang banyak,” tambah Koridama.
Jika ditarik sepuluh tahun ke belakang, sejak tahun 2012, diawali oleh noken, sudah ada 35 karya budaya Papua yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional. Sepuluh yang terbaru adalah sebagai berikut:
- Yolu sebuah tarian pengukuhan ondofolo/ondoafi dari Sentani Kabupaten Jayapura.
- Tarian Jo dari Skow Mabo yang menggambarkan kegembiraan atas suatu moment yang terjadi dalam kehidupan masyarakat seperti panen hasil kebun yang melimpah, selesai membangun rumah, maupun kesuksesan dalam bekerja.
- Tarian Zhii dari Merauke
- Fi Nukhu atau yang dikenal dengan sebutan papeda bungkus dari Sentani
- Kwong Demsing, olahan kuliner yang terbuat dari Sagu dan ulat sagu khas masyarakat Namblong.
- Swotpun atau yang dikenal dengan gedi gulung dari Distrik Kemtuk Gresi Kabupaten Jayapura.
- Akongkilkha, alat musik tradisional dari masyarakat Sentani.
- Helai (sempe), wadah yang terbuat dari tanah liat digunakan untuk menyajikan papeda berasal dari Sentani
- Hote (piring kayu) berbentuk oval yang digunakan untuk mengisi ikan atau daging juga berasal dari Sentani
- Mendelauw (permainan tali) yang berasal dari kampung Asei besar permainan ini merupakan permainan yang menggunakan pintalan/anyaman seutas tali. (*)