Jayapura, FP.COM-Penyelenggaraan PON XX 2020 Papua sudah di depan mata. Persiapan venue dan fasilitas sudah hampir rampung, Namun, bagi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Jayapura Pendeta Willem Itaar, ada aspek penting yang dilupakan penyelenggara, yakni pelibatan para tokoh agama untuk turut menyosialisasikan event akbar empat tahunan ini.
“Saya sampai hari ini belum melihat dan merasakan Pemerintah Provinsi Papua, Panitia Besar PON melibatkan tokoh agama untuk berdoa dan membangun isu serta sosialisasi kepada umat untuk mendukung pelaksanaan PON,” katanya di kantor FKUB, kemarin. Dukungan tokoh-tokoh agama ini menurutnya sangat penting dalam rangka menjaga pelaksanaan PON berlangsung aman, damai dan tertib. Hal ini tak lepas dari pandangan masyarakat luar Papua, termasuk pemerintah pusat, yang melihat Papua sebagai tempat yang kurang aman berkaitan dengan isu politik dan aspek sosial seperti kriminalitas, narkoba, dan minuman keras.
“Sebagai pimpinan umat beragama, kami mau melihat penyelenggaraan PON ini sebagai berkat Tuhan dan penyertaan Tuhan bagi Provinsi Papua, dan tokoh agama bisa berperan di sana.”
Walaupun demikian, baginya, belum terlambat bagi pemerintah provinsi dan kabupaten-kota untuk berdiskusi dengan para tokoh agama dan para tokoh adat.
Pdt Itaar juga menyayangkan isu PON yang kurang bergema. “Saya pikir masyarakat harusnya menjadi modal utama penggerak semangat PON, namun itu belum kelihatan.”
Berkaitan dengan kejadian intoleransi yang marak di luar Papua. Pendeta Itaar menghimbau kepada semua umat beragama di Kota Jayapura dan Papua umumnya agar tidak terpengaruh bahkan ikut-ikutan dengan perilaku tersebut. “Mari, kita jadi pembawa perubahan dari dalam diri kita sendiri di tempat mana kita berada. Jangan terpengaruh dengan apapun yang dari luar sana,” himbaunya. (Merrit)