BADUNG, FP.COM – Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dikelola PT PLN (Persero) sukses menunjang kelancaran operasional kendaraan listrik pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali. Hal ini kembali menjadi bukti langsung kesiapan sistem infrastruktur charging station kendaraan listrik di tanah air.
Pada KTT AIS sampai dengan hari pertama 10 Oktober 2023, tercatat sejumlah 941 transaksi pengisian daya berhasil dilakukan dengan total energi mencapai 19.217,62 kilowatt hour (kWh).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, PLN terus meningkatkan keandalan sistem operasional SPKLU. Berbagai inovasi telah dilakukan, termasuk menghadirkan SPKLU dengan teknologi terbaru dalam KTT AIS untuk menambah efisiensi waktu pengisian daya.
“Selama 3,5 tahun terakhir kami terus bertransformasi. Berbagai inovasi dan kolaborasi kami lakukan, terutama terkait transisi energi termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air,” jelasnya.
Untuk KTT AIS, PLN menyediakan dua jenis SPKLU yaitu Ultra Fast Charging dan Standar Charging serta Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) Gen 2 yang memiliki 6 slot charger untuk dua venue utama kawasan ITDC dan Hotel Apurva Kempinski, Bali. Dari total 28 unit SPKLU dan 20 SPLU yang disediakan, PLN mampu mencukupi kebutuhan 508 mobil listrik dan 240 motor listrik untuk para delegasi berikut pengamanannya.
Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menambahkan, operasional SPKLU dan SPLU PLN yang didukung dengan aplikasi PLN Mobile berhasil memudahkan proses pengisian. Sehingga seluruh layanan bisa dilakukan secara digital dan cepat.
“Seluruh transaksi kami dilakukan secara digital dan real time. Semuanya bisa terkoordinasi dan terpantau secara baik. Selain itu, ada juga petugas yang terus siaga untuk membantu pelanggan,” ujarnya.
Adi melanjutkan, sistem stasiun pengisian kendaraan listrik yang digunakan selama KTT AIS ini sekaligus menjadi wujud keseriusan pemerintah Indonesia dalam melakukan transisi energi. Mengingat tema utama dalam KTT AIS kali ini adalah bagaimana seluruh anggota bisa bersama-sama mencari solusi untuk perubahan iklim.
“Forum AIS membahas terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Bagaimana membangun ekonomi berbasis kelautan dan tata kelola laut yang baik,” pungkas Adi. (*)