JAYAPURA, FP.COM-Pada momentum peringatan Hari Kartini ke 144 tahun ini, Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua merekomendasikan dua nama tokoh perempuan yang dinilai berprestasi di bidang pertanian. Keduanya adalah Karolina Wenggi dari Kabupaten Waropen dan Yuliana Ambokari dari Kabupaten Kepulauan Yapen.
Nama mereka kemudian dipilih oleh DPW Tim Penggerak PKK Provinsi Papua untuk untuk diberi penghargaan.
Karolina dan Yuliana sendiri merupakan dua ketua kelompok P2L (Pekarangan Pangan Lestari) binaan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua.
Didampingi Ketua TP PKK Provinsi Papua Yulce Enembe, mereka kemudian menerima penghargaan secara virtual dari Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Sasana Krida, Jayapura, pada 21 April lalu.
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Lunanka Daimboa, Selasa (26/04/22), menjelaskan, alasan di balik pemilihan dua Kartini Papua ini.
“Mereka terpilih karena mempunyai semangat untuk membangun pertanian rumah tangga, mensejahterakan keluarganya juga untuk meningkatkan taraf hidupnya yaitu dengan usaha kegiatan P2L,” katanya.
Lagi, ujar Lunanka, dalam kegiatan P2L ini mereka diajarkan bagaimana menanam, memanfaatkan pekarangan dan mereka diajarkan bagaimana mendapatkan penghasilan untuk rumah tangga dan keluarganya.
“Tidak harus bergantung pada suami: menunggu suami beri uang baru dapur mengepul, tapi dengan memanfaatkan pekarangan, selain bisa makan sendiri sebagai sumber gizi dalam keluarga tapi juga meningkatkan ekonomi keluarga dengan menjual sebagian dari hasil mengolah pekarangan,” ulas Lunanka.
Sekarang ini, Dinas Pertanian Papua mencatat, ada 600 lebih mama-mama yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani, tersebar di 29 kabupaten/kota.
Luna berharap, program ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan meski di pusat sekarang ini dalam masa transisi dari Badan Ketahanan Pangan yang dulunya berada di bawah Kementerian Pertanian melimpahkan tugas fungsi baru kepada Badan Pangan Nasional yang resmi dibentuk oleh presiden. Bersamaan dengan itu seluruh satker (satuan kerja) pangan daerah pun dilikuidasi.
“Intinya, siapapun yang nanti menangani program ini harus dilanjutkan dan ditingkatkan karena sangat berdampak pada ekonomi keluarga dan mensejahterakan keluarga dan rumah tangga orang Papua.”
Namun, di sisi lain, ia mengimbau agar mama-mama dapat meneysuaikan usahanya dengan kearifan lokal. Ia juga mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah setempat terhadap program P2L ini dalam rangka pengentasan kemiskinan dan upaya menurunkan stunting serta menjaga stabilitas harga pangan pokok.
Senada, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Semuel Siriwa mengharapkan kegiatan ini terus digalakkan. Ia mengapresiasi para petani perempuan yang mampu melakukan tugas rangkap: ibu rumah tangga sekaligus membantu ekonomi keluarga.
“Tidak semua bisa seperti mama Papua, dia yang olah tanah, dia yang tanam, dia yang petik dan dia pula yang jual. Itu luar biasa,” pungkas Siriwa. (*)