Temu Raya Majelis Jemaat se-Klasis Keerom, Sebuah Implementasi dari Sidang Sinode GKI XVIII

Temu Raya Majelis Jemaat se-Klasis Keerom di Jemaat GKI Bahtera Asyaman Swakarsa

SWAKARSA, FP.COM – Sekretaris Sinode GKI di Tanah Papua Pendeta Daniel J. Kaigere membuka Temu Raya Majelis Jemaat se-Klasis Keerom di Jemaat GKI Bahtera Asyaman Swakarsa, Kamis 1 Juni 2023. Acara yang bertemakan “kasih Kristus mengerakkan kemandirian gereja mewujudkan keadilan, perdamaian dan kesejahteraan” .

Kaigere mengatakan, kegiatan temu raya ini sebagai implementasi dari hasil ketetapan Sidang Sinode XVIII tahun 2022 di Waropen. Di mana keputusan-keputusan sidang itu akan ditindak lanjuti oleh dua pertemuan yaitu konferensi pelayan firman yang sudah dilakukan dan temu raya majelis jemaat yang berlangsung saat ini.

Read More
iklan

“Jadi temu raya ini dibuat dengan maksud bahwa ketetapan-ketetapan sidang sinode yang baru perlu disosialisasi melalui penatua syamas. Kenapa melalui penatua syamas? Sebab merekalah yang sehari-hari melakukan tugas tanggung jawab pelayanan di tengah jemaat,” beber Kaigere.

Sekretaris Sinode GKI di Tanah Papua Pendeta Daniel J. Kaigere saat memberikan keterangan Pers

Masih kata Kaigere, Sinode GKI di Tanah Papua berharap majelis jemaat yang meliputi penatua, syamas dan pendeta harus memperhatikan beberapa dogma dalam ketetapan Sidang Sinode XVIII yang harus segera dijabarkan dalam pelayanan nantinya.

”Pertama, terkait pola-pola pelayanan, terus hal lain menyangkut ajaran gereja, sebab banyak pertimbangan ajaran agama yang secara dogma GKI itu sudah tidak pas. Maka, melalui penjemaatan ini, beberapa pokok-pokok dogma harus menjadi perhatian penatua syamas,” lanjutnya.

Sementara, Ketua Klasis GKI Keerom Pendeta Ckristian Abaa berharap, majelis jemaat yang tersebar di 37 jemaat dapat membangun kesehatian sesuai visi misi dan tujuan GKI di Tanah Papua untuk melakukan Pembaruan.

“Harapan kami sebagai badan pekerja klasis kepada 37 jemaat, para pendeta, penatua, syamas, setelah mengikuti temu raya majelis jemaat yang dilaksanakan oleh sinode ini, pertama harus siap masuk dalam visi dan misi gereja, tujuan gereja ini untuk melakukan pembaruan.”

Ketua Klasis GKI Keerom Pendeta Ckristian Abaa

“Memang sinode mau pembaruan itu dimulai dari kita dulu secara internal, penataan dalam jemaat, penataan dalam gereja, liturgi, tata cara pelayanan dan seterusnya. Juga informasi mengenai bagaimana gereja dikelola menurut tata gereja yang baru, peraturan-peraturan tentang jemaat, secara khusus ini perlu kesamaan persepsi, dan kesamaan bersikap. Sehingga kita harap mereka serius dari hari pertama sampai terakhir. Walaupun materi terbatas karena waktu. Kita tidak berhenti sampai di sini, pasti nanti klasis juga akan melakukan pembinaan ke depannya secara kontinu,” sambung Abaa.

Ketua panitia kegiatan Temu Raya Majelis Jemaat se-Klasis Keerom, Ruben Rumbo Rumbo

Di tempat yang sama, ketua panitia kegiatan ini, Ruben Rumbo Rumbo menyebut, ada 37 perwakilan jemaat se-Klasisi Keerom yang hadir, dengan total 374 peserta.

“Peserta ini berasal dari majelis se-Klasis Keerom, terdiri dari lingkungan 1 sampai IV, di situ ada majelis, syamas tapi juga pelayan/pendeta. Kita rancang itu sebanyak 37 gereja dan ini sudah 90 persen yang hadir,” jelasnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *