JAYAPURA, FP.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 di Provinsi Papua pada Agustus 2021 sebanyak 171.995 orang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 53.794 orang atau sebesar 45,51 persen dibandingkan dengan Februari 2021.
Kepala BPS Provinsi Papua Adriana Helena Robaha menjelaskan, komposisi penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 terdiri dari 2.466 orang pengangguran karena Covid-19, 1.182 orang Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19, 8.796 orang sementara tidak bekerja karena Covid-19, dan 159.551 orang penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19.
“Meski penduduk usia kerja yang mengalami dampak Covid-19 secara jumlah cukup meningkat, namun turunnya Tingat Pengangguran Terbuka atau TPT mengindikasikan bahwa jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pekerjaan selama periode Februari hingga Agustus 2021 lebih banyak,” kata Adriana, di Kantor BPS Provinsi Papua, Jumat (5/11/2021).
Adriana menambahkan, di masa produktifnya, kelompok umur dewasa yakni 25-59 tahun merupakan kelompok yang paling banyak merasakan dampak pandemi Covid-19.
“Dari total yang terdampak, pada Agustus 2021, 85,34 persen merupakan kelompok umur dewasa. Namun demikian, persentasenya turun 4,97 persen dibanding Februari 2021. Justru, persentase kelompok lansia yakni 60 tahun ke atas meningkat dari 3,82 persen pada Februari 2021 menjadi 8,29 persen pada Agustus 2021. Sisanya, 6,37 persen dari total yang terdampak merupakan kelompok usia muda yakni 15-24 tahun,” kata Adriana.
Diketahui, Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT hasil Surveii Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas Agustus 2021 sebesar 3,33 persen. Hal ini, kata Adriana, menunjukkan dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 3-4 orang penganggur.
“Pada Agustus 2021, TPT mengalami penurunan sebesar 0,44 persen poin dibandingkan Februari 2021, atau penurunan sebesar 0,95 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020,” jelasnya.
***
Selain soal tenaga kerja, Adriana Helena Robaha juga menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi Ppaua. Katanya, perekonomian Papua pada triwulan III tahun 2021 tanpa tambang dan penggalian mengalami pertumbuhan 2,67 persen dibandingkan triwulan II tahun yang sama, dan bila dibandingkan triwulan III tahun 2020, tumbuh sebesar 2,42 persen.
Ekonomi Papua yang tumbuh positif meski tanpa tambang didorong aktivitas persiapan pelaksanaan PON XX yang terjadi pada lapangan usaha jasa perusahaan dan lapangan usaha informasi komunikasi yang tumbuh, masing – masing 9,42 persen dan 9,32 persen.
Sedangkan, jika dengan tambang dan penggalian, perekonomian Papua tumbuh 7,26 persen pada triwulan III tahun 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya tahun yang sama. Pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan penggalian didorong oleh peningkatan produksi emas dan tembaga PT Freeport Indonesia.
“Dan tumbuh 14,54 persen dibandingkan triwulan III tahun 2020,” kata Adriana, di kantor BPS Provinsi Papua, Jumat (5/11/2021).
Adriana menyebut, selama triwulan III tahun 2021, tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan dan penggalian 14,49 persen, jasa perusahaan (9,42 persen), informasi dan komunikasi (9,32 persen).
Perekonomian Papua berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2021 mencapai Rp.59,05 triliun dan atas dasar harga konstan 2020 mencapai Rp.40,33 triliun. FPKontr1