Thiago Amaral dan Cerita Nomor Punggung 10

Gelandang Persipura Jayapura Thiago Amaral/Instagram

JAYAPURA, FP.COM – Peran vital Thiago Amaral dalam drama kemenangan Persipura atas Persebaya pekan lalu pada lanjutan kompetisi Liga 1 masih jadi topik perbincangan di kalangan suporter sepak bola di Papua.

Tak sekadar mendulang dua gol (brace), mantan pemain Barito Putra ini menjalankan peran sebagai playmaker nyaris sempurna dalam laga yang menghasilkan tujuh gol tersebut.

Read More
iklan

Ditariknya Boaz Solossa yang cedera di menit 14’ justru jadi “blessing in disguise” bagi Thiago. Oleh Coach Jacksen, gelandang anyar ini didorong ke depan sebagai false nine. Pada posisi yang tak biasa dilakoni itu, pemain yang musim lalu bermain di liga Lebanon ini memperlihatkan kemampuan terbaiknya, berujung ganjaran Man of the Match.

Padahal, kapasitas pemain berpaspor Brasil ini sempat dipertanyakan di dua laga sebelumnya, kala menghadapi PSIS Semarang dan Borneo FC. Ia seperti tak terlihat di lapangan. Thiago bahkan hanya bermain 10 menit di Segiri.

Bukan tanpa sebab, sebagai pewaris nomor punggung 10, sewajarnya fans Mutiara Hitam menaruh ekspektasi tinggi bagi gelandang 28 tahun ini. Sebelum Thiago, Persipura memiliki bintang pemakai nomor “keramat” ini. Sebut saja, Eduard Ivakdalam dan Zah Rahan Krangar juga Robertino Pugliara.  

Dihubungi lewat akun media sosialnya, pemain bernama lengkap Thiago Eduardo do Amaral ini mengungkapkan rasa bahagianya sekaligus bangga atas kemenangan di Surabaya.

“Saya sungguh sangat senang dapat berkontribusi memberikan tiga poin penting ini. Kekalahan kami sebelumnya di Samarinda menjadi tamparan sekaligus semangat untuk teman-teman agar tidak terjadi lagi kekalahan yang lain,” ujarnya kepada fokuspapua.com, Selasa (17/03/2020).

Tentang gol tendangan bebas spektakuler, dirinya juga tidak menyangka, bola itu bisa melengkung masuk menghujam gawang Rivky Mokodompit.

“Pada tendangan bebas pertama, saya punya kesempatan, namun saya memberikannya kepada (Muhammad) Tahir. Di kesempatan kedua, saya melihat celah kosong yang kemungkinan sulit dijangkau oleh penjaga gawang, maka terjadilah gol pertama itu,” tuturnya

Thiago berterima kasih kepada para pelatih serta koleganya karena bermain pantang menyerah walau terus- menerus digempur oleh tim tuan rumah hingga menit terakhir.

“Bagi kami, setelah Persebaya memperkecil jarak menjadi 2-4, waktu terasa begitu lama. Kami terpaksa bertahan sesuai arahan pelatih dan berharap melakukan serangan balik saat tim tuan rumah kehilangan bola.”

Apakah Thiago punya beban dengan nomor punggungnya? Ia tak menampik itu.

“Tidak mudah menggunakan nomor punggung 10, tentu mereka spesial bagi klub. Saya tahu dengan nomor keramat itu, dan beberapa pemain hebat sudah menggunakannya (di Persipura) sebelumnya. Mereka punya prestasi dan saya berharap, sebagai suksesor, mampu memberikan yang terbaik bagi tim ini,” pungkas Thiago. (Ray)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *