SKANTO, FP.COM – Menjaga eksistensi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan, Bupati Kabupaten Keerom meminta Dinas Pertanian membuat peta komoditas unggulan per kampung atau wilayah.
Menurutnya, hal tersebut akan memudahkan dalam hal penyaluran program pemerintah yang langsung menyasar kebutuhan petani dalam mencapai produktivitas sesuai target pasar.
Ia mengambil contoh seperti di Distrik Skanto di mana para petani tidak hanya menanam satu jenis komoditi. Ada sayuran, palawija, padi, dan sebagainya.
“Wilayah Skanto saja tidak semua kampung menanam satu komoditas. Jadi, di Distrik Skanto sendiri harus dipetakan kampung mana yang sayur mayur, kampung mana yang tanaman palawija, kampung mana yang tanaman lahan basah atau sawah,” jelas Gusbager saat mengadakan kunjungan kerjanya ke Skanto, Sabtu (5/8/23).
Pemetaan komoditas ini dianggap cukup urgen untuk diselesaikan agar menjadi acuan alokasi anggaran, program dan kegiatan.
“Kalau sudah punya peta ini setiap tahun program kita tepat sasaran. Tidak ada lagi yang pengadaan bibit kelapa, kayu masohi, pengadaan tanaman yang tidak jelas. Anggaran miliaran keluar tidak jelas petaninya di mana. Itu yang selama ini saya mencoret program-program dinas karena tidak sesuai dengan kebutuhan,” tegasnya.
Di sisi lain, dia juga menyoroti soal pemasaran yang punya kesulitan sendiri. Perbedaan harga atau margin pemasaran yang relatif besar menjadi salah satu tantangan yang banyak dijumpai pada komoditas pertanian. Karena itu, perlu adanya strategi pemasaran produk pertanian yang memberi keuntungan bagi petani.
Solusinya, selain kemitraan, pihaknya juga mendorong adanya koperasi pada setiap gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Keerom secara khusus di Distrik Skanto.
“Persoalan lain adalah pemasaran. Kita sedang mencari mitra-mitra. Seperti jagung kita sudah punya mitra. Petani jagung yang sulit untuk mendapatkan pasar, pemerintah sudah menyediakan off takernya, silakan menghubungi pemerintah,” pungkas Gusbager. (*)